digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Peningkatan konsumsi air bersih untuk keperluan MCK masyarakat di daerah Bantarujeg dan Lemahsugih sebagian besar masih bergantung pada mata air dan sumur gali. Selain itu, penelitian kualitas air tanah yang belum mendetail membuat penelitian ini diperlukan guna menunjang keperluan air bersih dan kesehatan masyarakat di daerah ini. Daerah penelitian mencakup wilayah tengah Kecamatan Bantarujeg dan wilayah utara Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Penelitian dilakukan dengan pemetaan geologi, pemetaan hidrogeologi, serta analisis kualitas dan kerentanan air tanah. Analisis kualitas air tanah dilakukan berdasarkan parameter: pH, Total Dissolved Solids (TDS), Daya Hantar Listrik (DHL), salinitas, dan suhu dari data air tanah di 7 mata air dan 17 sumur gali. Analisis kerentanan air tanah dilakukan dengan metode Susceptibility Index (SI). Daerah penelitian terdiri dari tiga satuan geomorfologi berupa Lembah Homoklin Batarujeg, Punggungan Homoklin Bantarujeg, dan Punggungan Aliran Lahar Cakrabuana. Satuan batuan yang dijumpai di daerah penelitian adalah Satuan Batupasir-Batulempung, Satuan Batulempung, dan Satuan Breksi Laharik. Adapun struktur geologi yang dijumpai berupa Sesar Menganan Normal Wadowetan, Sesar Menganan Normal Babakansari, dan Sesar Menganan Normal Mekarmulya. Daerah penelitian memiliki tipologi sistem akuifer sedimen terlipat dengan jenis akuifer bebas, yang dibagi menjadi satuan Akuifer Batupasir-Batulempung, Akuitar Batulempung, dan Akuifer Breksi Laharik. Hasil pengukuran DHL dan salinitas menunjukkan air tanah di daerah penelitian tergolong air tanah segar dan air tawar. Berdasarkan parameter suhu dan TDS, air tanah di daerah penelitian tergolong layak untuk higiene dan sanitasi. Namun, air tanah di barat daya daerah penelitian tergolong belum layak untuk higiene dan sanitasi berdasarkan parameter pH. Analisis kerentanan air tanah di daerah penelitian menunjukkan dominasi tingkat kerentanan air tanah tinggi. Tingkat kerentanan air tanah tinggi terdapat pada bagian tengah daerah penelitian sedangkan tingkat kerentanan air tanah rendah terdapat pada bagian timur dan barat daya. Nilai korelasi pearson kerentanan dan kualitas air tanah tergolong dalam korelasi rendah hingga sedang dengan indikasi daerah penelitian yang belum tercemar dapat menjadi faktornya.