digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak Aulia Sakti Sitohang
Terbatas  Asep Kusmana
» Gedung UPT Perpustakaan

Jaringan perpipaan di pelayanan Perumda Air Minum zona 5 Tirta Pakuan sebesar 61.4% sehingga direncanakan untuk mencapai 80% pada tahun 2033, Perumda Air Minum Tirta Pakuan sudah membangun IPA Palasari Baru sumber air baku yang baru untuk menambah jumlah pelanggan hingga tahun 2033. Untuk mendukung hal tersebut perlu dilengkapi dengan kondisi jaringan distribusi yang memenuhi standar. Tahap perencanaan dimulai dengan mengidentifikasi, penentuan tujuan, pengumpulan data primer dan sekunder, studi literatur, proyeksi kebutuhan air, perancangan tiga jaringan alternatif, dan pemilihan alternatif jalur terbaik dan pembuatan gambar teknik. Wilayah pelayanannya mencakup Sebagian Kecamatan Bogor Selatan yang terdiri dari 2 kelurahan yaitu Kelurahan Pamoyanan dan Ranggamekar. Pada tahun akhir periode perencanaan yaitu tahun 2033, proyeksi kebutuhan air yang direncanakan melayani wilayah perencanaan sebesar 85 liter/detik. Jaringan distribusi air minum dibuat 3 alternatif dengan variasi jalur yang dapat dilewati. Dari 3 alternatif tersebut dipilih alternatif terbaik menggunakan metode SAW berdasarkan kriteria finansial ekonomi, teknis, kesehatan publik, lingkungan, sosio-ekonomi. Hasil penilaian menunjukkan bahwa alternatif terpilih yaitu alternatif 2. Jaringan distribusi dibuat dengan mengubah dan menambah jaringan pipa, menambah PRV(pressure reduce valve) dan mengatur jam pemakaian air. Biaya investasi total dalam redesain perpipaan jaringan distribusi zona 5 berkisar Rp19,8 Miliar, dengan biaya operasional pertahun Rp863 Juta. Pada tahun pertama kapasitas IPA Palasari Baru digunakan sebanyak 50%. Kemudian setiap tahun terjadi peningkatan 5 % sehingga didapatkan 100% penggunaan IPA Palasari Baru. Adapun, biaya rata-rata penjualan air Rp6.000/m3 air sehinggga didapatkan keuntungan selama 10 tahun sebesar Rp51,7 Miliar. Kemudian nilai keuntungan dan pengeluaran di ubah ke nilai uang sekarang dengan menganggap terjadi inflasi sebesar 5% per tahun. Dari hal tersebut didapatkan bahwa nilai kelayakan finansial menggunakan NPV bernilai positif dan BCR lebih besar dari satu menunjukkan proyek tersebut layak secara finansial.