digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pulau Halmahera, khususnya Halmahera bagian timur mengandung cadangan nikel laterit yang melimpah yang dihasilkan oleh pelapukan batuan ultramafik. Dalam dunia industri, nikel digunakan sebagai bahan baku pembuatan logam tahan karat dan juga baterai untuk mobil listrik. Selain menghasilkan kandungan nikel yang tinggi, pelapukan batuan ultramafik juga menghasilkan pengayaan unsur kromium (Cr) pada zona limonit melalui pengayaan residual. Daerah penelitian berada di daerah Buli, Halmahera Timur, Maluku Utara yang termasuk dalam IUP PT Aneka Tambang Tbk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik endapan nikel laterit, mengetahui hubungannya dengan kelimpahan unsur Cr pada endapan nikel laterit, serta mengetahui persebaran unsur Cr pada endapan nikel laterit di daerah penelitian. Data yang digunakan adalah data geokimia dan deskripsi bor dari 82 titik bor, data XRD, hasil pengamatan profil laterit, sampel petrografi, Digital Elevation Model (DEM), dan data literatur lainnya. Data geokimia tersebut kemudian dianalisis secara statistik menggunakan boxplot, grafik linear, Korelasi Spearman, dan diagram terner. Profil endapan nikel laterit di daerah penelitian terbagi menjadi empat zona yaitu tanah penutup, limonit, saprolit, dan batuan dasar. Batuan dasar yang ditemukan pada daerah penelitian adalah peridotit berjenis dunit dan harsburgit. Laterit pada daerah penelitian telah mengalami laterisasi kuat yang dicirikan oleh pengayaan Fe2O3 dan produk akhir laterit berupa zona limonit. Terdapat dua jenis endapan nikel laterit yang berada di daerah penelitian yaitu endapan nikel tipe oksida dan tipe hydrous Mg silikat. Berdasarkan analisis geokimia, unsur Cr mengalami kelimpahan pada zona limonit. Analisis Korelasi Spearman menunjukan bahwa unsur Cr berkorelasi positif kuat dengan Fe2O3, berkorelasi positif sedang dengan Mn, Co, dan Ni, serta berkorelasi negatif kuat dengan SiO2. Topografi berpengaruh terhadap ketebalan limonit. Topografi dengan lereng yang landai (slight slope) memiliki limonit yang cenderung lebih tebal, sedangkan topografi dengan lereng yang lebih curam (intermediate slope) memiliki limonit yang relatif lebih tipis. Kelimpahan unsur Cr memiliki hubungan iii dengan ketebalan limonit, kandungan mineral goetit, dan kehadiran silika pada zona limonit. Limonit yang semakin tebal cenderung memiliki konsentrasi unsur Cr yang relatif semakin tinggi. Kandungan mineral goetit yang semakin tinggi pada zona limonit cenderung memiliki konsentrasi unsur Cr yang lebih tinggi. Kehadiran silika yang semakin tinggi pada zona limonit cenderung memiliki konsentrasi unsur Cr yang semakin rendah. Estimasi persebaran unsur Cr dilakukan menggunakan metode Inverse Distance Weighting (IDW) pada zona limonit. Hasil estimasi tersebut menunjukkan bahwa konsentrasi unsur Cr yang tinggi berada di barat laut dan selatan daerah penelitian yang didominasi oleh topografi slight slope, limonit yang tebal, dan kehadiran silika yang cukup rendah. Selain kromit sebagai mineral pembawa unsur Cr pada zona limonit, kandungan mineral goetit yang tinggi juga dapat memperkaya unsur Cr pada zona limonit. Konsentrasi unsur Cr yang rendah berada di barat dan timur daerah penelitian pada topografi dengan lereng yang lebih curam (intermediate slope) dan lereng yang landai (slight slope), limonit yang tipis, serta kehadiran silika yang cukup tinggi.