digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Jalan Tol Yogyakarta-Bawen Seksi 5 direncanakan untuk memiliki terowongan ganda sepanjang 500 meter. Berdasarkan observasi, infrastruktur bawah permukaan bumi cenderung lebih resisten terhadap bahaya gempabumi daripada infrastruktur di atas permukaan bumi. Namun, kerusakan pasca Gempa Hanshin 1995 di Jepang menunjukkan pentingnya konsiderasi bahaya gempabumi pada terowongan. Kondisi geologi yang tak mendukung termasuk salah satu faktor yang dapat menyebabkan keruntuhan terowongan. Terowongan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen berjarak 2,6 kilometer dari zona seismogenik Sesar Rawa Pening. Gempabumi swarm yang terjadi antara 24 Oktober-5 November 2021 menunjukkan bahwa Sesar Rawa Pening merupakan sesar aktif. Di sisi lain, situs terowongan terdiri dari batulempung, breksi volkanik lapuk, tuf, dan tanah lunak. Kondisi ini mengamplifikasi percepatan gempabumi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan respons seismik apabila terjadi gempabumi akibat pergeseran Sesar Rawa Pening. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis bahaya gempabumi deterministik dan analisis respons seismik situs spesifik. Analisis bahaya gempabumi deterministik terdiri dari pengidentifikasian karakteristik sesar, pembuatan spektrum respons sintetik, pertimbangan efek direktivitas sesar terhadap situs, dan pemodifikasian riwayat waktu gempabumi aktual. Analisis respons seismik situs spesifik dilakukan untuk merambatkan riwayat waktu gempabumi yang telah dimodifikasi dari batuan dasar keteknikan ke situs terowongan. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai PGA akibat gempabumi magnitudo maksimum dari Sesar Rawa Pening pada lokasi terowongan mencapai 0,426 g. Batulempung, breksi volkanik, tuf, dan tanah pada situs terowongan mengamplifikasi PGA hingga 1,58 kali dari PGA yang terjadi pada batuan dasar keteknikan. Percepatan gempabumi pada periode lainnya teramplifikasi hingga 4,5 kali percepatan guncangan pada batuan dasar keteknikan. Nilai-nilai tersebut akan menjadi informasi penting dalam proses pembangunan terowongan di lokasi penelitian.