Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) Program Citarum Harum merupakan
langkah nyata yang dilakukan oleh pemerintah melalui kerjasama antara
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) dengan
Kodam Siliwangi untuk mempercepat pengendalian pencemaran dan kerusakan
daerah aliran Sungai Citarum. Kegiatan Sanimas yaitu penanganan air limbah
berbasis masyarakat, yang mana masyarakat turut aktif dalam melakukan
perencanaan hingga pengelolaan Sanimas. Kota Bandung merupakan salah satu
daerah yang menerima Program Citarum Harum, tercatat sudah 32 Sanimas yang
dibangun mulai dari tahun 2018 hingga 2022. Kelurahan Maleer dan Kelurahan
Pasanggrahan merupakan kelurahan yang mendapat bantuan Sanimas pada tahun
2019 dan 2020. Pemilihan kedua kelurahan ini dilatar belakangi oleh perbedaan
kondisi ekonomi penerima manfaat, status kepemilikan lahan, topografi lahan dan
jenis pengolahan pada instalasi pengolahan air limbah domestik. Berdasarkan hasil
evaluasi keberfungsian kedua Sanimas tersebut Sanimas Kelurahan Maleer
memiliki kondisi kelembagaan yang lebih baik dibandingkan Sanimas Kelurahan
Pasanggrahan dibuktikan dengan jumlah Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara di
Kelurahan Maleer lebih banyak dan lebih aktif. Selain faktor kelembagaan, faktor
keuangan Sanimas Kelurahan Maleer lebih baik yang dibuktikan dengan pencatatan
keuangan yang baik, sedangkan pencatatan keuangan di Sanimas Kelurahan
Pasanggarahan tidak terdapat pencatatan keuangan. Pada faktor partisipasi
masyarakat kedua lokasi memiliki poin yang rendah karena dikedua lokasi tersebut
partisipasi masyarakat rendah. Secara keseluruhan hasil analisis keberfungsian
Sanimas di kedua lokasi tersebut masuk kedalam kategori berfungsi sedang, artinya
masih perlu tindakan perbaikan dan optimasi terhadap kedua Sanimas. Optimasi
keberfungsian Sanimas dipengaruhi juga oleh kondisi lingkungan makro Kota
Bandung baik kondisi optimis, status quo, maupun pesimis. Dalam kondisi apapun
infrastruktur Sanimas Program Citarum Harum harus berfungsi secara optimal,
maka dari itu diperlukan strategi optimasi keberfungsian infrastruktur Sanimas
Program Citarum Harum berdasarkan berbagai skenario kondisi. Penelitian ini
menggunakan analisis SWOT dengan mengidentifikasi faktor internal dan faktor
eksternal berdasarkan kondisi eksisting pengelolaan sanimas dan juga justifikasi
ahli air limbah domestik yang kemudian dilakukan klasifikasi antara kekuatan dan
kelemahan serta peluang dan tantangan, sehingga dapat diketahui alternatif strategi
yang sesuai dengan kondisi Sanimas Kelurahan Maleer dan Kelurahan
Pasanggrahan kemudian dilakukan analisis AHP untuk menentukan prioritas
strategi. Hasil dari analisis SWOT strategi yang tepat untuk optimasi keberfungsian
infrastruktur Sanimas yaitu Strength-Opportunity secara agresif yang mana
memaksimalkan kekuatan guna dapat memanfaatkan peluang yang ada yaitu
dengan cara meningkatkan peran kelembagaan dalam ketanggapan terhadap aduan
layanan, mengoptimalkan keuangan, dan mengoptimalkan sumber daya.
Dilanjutkan dengan hasil analisis AHP, Prioritas kebijakan dalam optimasi
keberfungsian sanimas adalah skenario optimis yang meningkatkan kesadaran
pentingnya PHBS bagi masyarakat, dilanjutkan dengan meningkatkan kekuatan
kelembagaan dan keuangan, dan meningkatkan partisipasi masyarakat. Urutan
strategi optimasi Sanimas harus diimplementasikan adalah meningkatkan kinerja
kelembagaan, mengoptimalkan sumber daya, memperkuat finansial/keuangan, dan
meningkatkan peran stakeholder. Namun, dalam hal kondisi makro Kota Bandung
terjadi perubahan sehingga skenario yang harus dijalankan adalah status quo maka
sasaran harus di prioritaskan adalah meningkatkan partisipasi masyarakat dengan
alternatif strategi dari yang paling prioritas yaitu mengoptimalkan sumber daya,
meningkatkan kinerja kelembagaan, meningkatkan peran stakeholder dan
memperkuat finansial/keuangan. Sedangkan saat kondisi lingkungan makro pada
kondisi pesimis, maka sasaran yang diprioritaskan adalah meningkatkan kesadaran
pentingnya PHBS bagi masyarakat dengan alternatif strategi prioritas yaitu
meningkatkan peran stakeholder, meningkatkan kinerja kelembagaan
mengoptimalkan sumber daya dan memperkuat finansial/keuangan.