digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Nizar Maulana Azhari
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Nizar Maulana Azhari
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Nizar Maulana Azhari
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Nizar Maulana Azhari
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

BAB 5 Nizar Maulana Azhari
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Nizar Maulana Azhari
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

Dalam lanskap bisnis modern, organisasi dan perusahaan mengoptimalkan pengetahuan mereka sebagai keunggulan kompetitif untuk bersaing dengan kompetitor. Munculnya ekonomi yang didorong oleh pengetahuan mewajibkan perusahaan untuk mengadopsi praktik manajemen pengetahuan yang optimal untuk meningkatkan efektivitas organisasi secara keseluruhan. Munculnya layanan transportasi berbasis teknologi baru ditambah dengan adanya pandemi COVID-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya, telah mendorong Limosin Sejahtera, salah satu unit bisnis PT. Transportasi Inovatif Indonesia, untuk menyadari pentingnya manajemen pengetahuan sebagai pendekatan strategis untuk memanfaatkan aset pengetahuannya. Tujuannya adalah untuk memperoleh keunggulan kompetitif dan memberikan nilai tambah yang signifikan di seluruh operasinya. Dengan menggunakan pendekatan penelitian “mixed-method”, yang menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif untuk memperoleh wawasan komprehensif tentang keadaan saat ini dari praktik KM di Limosin Sejahtera. Survey dilakukan dengan menggunakan metode APO Knowledge Management Assessment Tool dan wawancara dengan pemangku kepentingan, penelitian ini berhasil mengidentifikasi beberapa tantangan yang menghambat organisasi dalam memanfaatkan aset pengetahuannya secara efektif sehingga inovasi serta upaya perbaikan yang dilakukan juga turut mengalami hambatan. Selain tantangan, penelitian ini juga mengidentifikasi berbagai peluang untuk mengatasi tantangan yang ada serta mengusulkan sejumlah rekomendasi untuk meningkatkan level kesiapan dalam implementasi manajemen pengetahuan di Limosin Sejahtera. Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat dilihat bahwa tingkat kesiapan manajemen pengetahuan pada Limosin Sejahtera berada pada level 3, atau level ekspansi. Hal ini menandakan bahwa organisasi telah menerapkan manajemen pengetahuan yang komprehensif, namun tetap ada ruang untuk dilakukannya perbaikan. “Technology” dan “Leadership” merupakan dua kategori yang berhasil mendapatkan skor tertinggi di antara tujuh kategori yang lain. Di sisi lain, “KM Outcomes” merupakan kategori yang memiliki skor paling rendah diantara yang lain. Hasil survei ini bisa dikatakan valid dan konsisten karena sudah melewati proses uji validitas dan uji reliabilitas. Proses riset dilanjutkan dengan menggunakan metode Affinity Mapping yang berhasil mengidentifikasi beberapa langkah strategis untuk meningkatkan tingkat kesiapan pada implementasi manajemen pengetahuan di Limosin Sejahtera. Langkah-langkah ini meliputi menghadirkan sosok kepemimpinan yang kuat dan dapat melakukan sentralisasi prosedur operasi standar (SOP), penunjukan tim KM yang terpusat, implementasi sistem manajemen pengetahuan, mendorong adanya budaya berbagi pengetahuan, serta membangun sistem manajemen talenta yang efektif. Langkah-langkah ini menjadi referensi yang sangat penting untuk menjalankan strategi yang tepat dalam meningkatkan praktik manajemen pengetahuan yang ada dalam perusahaan. Harapannya, ini dapat pula mendorong Limosin Sejahtera menuju perbaikan yang berkelanjutan dan mendorong adanya budaya inovasi. Rekomendasi yang diberikan tidak hanya berupa langkah-langkah strategis saja, namun juga berisikan timeline yang terencana dengan baik yang disusun dalam lima fase. Fase awal berfokus pada aspek-aspek fundamental yang penting untuk pengembangan lebih lanjut, yang mana itu membuka jalan bagi fase kedua yang dikhususkan untuk mempersiapkan hal-hal yang dapat mendukung mulusnya implementasi sistem manajemen pengetahuan. Selanjutnya, fase ketiga berfokus pada pelaksanaan berbagai program untuk meningkatkan tingkat kesiapan manajemen pengetahuan di Limosin Sejahtera. Fase keempat dan kelima adalah tentang evaluasi program, memetik pelajaran berharga, dan melakukan proses iterasi dalam terus memperbaiki implementasi manajemen pengetahuan pada perusahaan. Dengan menerapkan langkah-langkah strategis ini, Limosin Sejahtera diharapkan dapat mengoptimalkan upaya-nya dalam peningkatan manajemen pengetahuan dan juga memperkuat posisi Limosin Sejahtera dalam lanskap bisnis yang dinamis.