
ABSTRAK Dita Hermadianti.pdf
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER DITA HERMADIANTI
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB1 DITA HERMADIANTI
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB2 DITA HERMADIANTI
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB3 DITA HERMADIANTI
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB4 DITA HERMADIANTI
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB5 DITA HERMADIANTI
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA DITA HERMADIANTI
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Kegiatan pertambangan merupakan kegiatan yang merubah struktur bawah
permukaan secara cepat dan terus menerus. Perubahan struktur tersebut antara lain
berupa perubahan distribusi tekanan, subsidence, dan pergeseran patahan.
Perubahan struktur tersebut menyebabkan terjadinya gempa-gempa bermagnitudo
kecil hingga besar. Oleh karena itu monitoring di daerah pertambangan sangat
penting dilakukan guna mencegah kerugian baik berupa nyawa maupun material.
Salah satu parameter yang bisa dimonitoring adalah perubahan struktur kecepatan
gelombang P (Vp) dan gelombang S (Vs) dibawah permukaan akibat dari aktivitas
pertambangan tersebut. Metode Tomografi Double-Difference diterapkan untuk
mendapatkan struktur kecepatan 3D gelombang P dan gelombang S. Metode ini
dapat menyelesaikan secara simultan lokasi hiposenter dan kecepatan gelombang
seismik 3D dengan menggunakan data absolut katalog dan data diferensial. Inversi
tomografi dilakukan secara 4D untuk memperoleh struktur kecepatan pada bulan
November – Desember 2022 dengan tujuan untuk memantau cave propagation serta
redistribusi stress. Data yang digunakan memiliki jumlah event mencapai 38.366
event, 405.619 fasa gelombang P dan 319.364 fasa gelombang S. Untuk melihat
evolusi kecepatan berdasarkan perambatan cave, data tersebut dibagi menjadi 4
(empat) subset data. Hasil inversi tomografi secara konsisten menunjukkan pola
anomali rendah Vp dan Vs di daerah sekitar cave yang merupakan akibat dari
volume yang kosong, lose stress dan indikasi adanya cave propagation. Sementara
terdapat anomali tinggi Vp dan Vs yang terdistribusi tersebut diakibatkan oleh
redistribusi stress dan kompensasi dari cave propagation pada area lain. Siklus cave
propagation terdeteksi berada di elevasi 2680 mdpl pada area cave dan terjadi
perambatan di subset 2 yang dilihat berdasarkan data Time Domain Reflectometry
(TDR). Hal ini sesuai dengan hasil tomogram Vp dan Vs yang mengalamai perubahan
dari anomali tinggi menjadi anomali rendah dari subset 1(satu) ke subset 2 (dua). Rasio
Vp/Vs juga mengalami penurunan pada subset 2 (dua) karena proses rekahn dan
seiring dengan perambatan gua. Untuk menambah keyakinan akan hasil tomogram ini
dilakukan uji resolusi Checkerboard Resolution Test (CRT).