digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Dita Hermadianti.pdf
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan

Kegiatan pertambangan merupakan kegiatan yang merubah struktur bawah permukaan secara cepat dan terus menerus. Perubahan struktur tersebut antara lain berupa perubahan distribusi tekanan, subsidence, dan pergeseran patahan. Perubahan struktur tersebut menyebabkan terjadinya gempa-gempa bermagnitudo kecil hingga besar. Oleh karena itu monitoring di daerah pertambangan sangat penting dilakukan guna mencegah kerugian baik berupa nyawa maupun material. Salah satu parameter yang bisa dimonitoring adalah perubahan struktur kecepatan gelombang P (Vp) dan gelombang S (Vs) dibawah permukaan akibat dari aktivitas pertambangan tersebut. Metode Tomografi Double-Difference diterapkan untuk mendapatkan struktur kecepatan 3D gelombang P dan gelombang S. Metode ini dapat menyelesaikan secara simultan lokasi hiposenter dan kecepatan gelombang seismik 3D dengan menggunakan data absolut katalog dan data diferensial. Inversi tomografi dilakukan secara 4D untuk memperoleh struktur kecepatan pada bulan November – Desember 2022 dengan tujuan untuk memantau cave propagation serta redistribusi stress. Data yang digunakan memiliki jumlah event mencapai 38.366 event, 405.619 fasa gelombang P dan 319.364 fasa gelombang S. Untuk melihat evolusi kecepatan berdasarkan perambatan cave, data tersebut dibagi menjadi 4 (empat) subset data. Hasil inversi tomografi secara konsisten menunjukkan pola anomali rendah Vp dan Vs di daerah sekitar cave yang merupakan akibat dari volume yang kosong, lose stress dan indikasi adanya cave propagation. Sementara terdapat anomali tinggi Vp dan Vs yang terdistribusi tersebut diakibatkan oleh redistribusi stress dan kompensasi dari cave propagation pada area lain. Siklus cave propagation terdeteksi berada di elevasi 2680 mdpl pada area cave dan terjadi perambatan di subset 2 yang dilihat berdasarkan data Time Domain Reflectometry (TDR). Hal ini sesuai dengan hasil tomogram Vp dan Vs yang mengalamai perubahan dari anomali tinggi menjadi anomali rendah dari subset 1(satu) ke subset 2 (dua). Rasio Vp/Vs juga mengalami penurunan pada subset 2 (dua) karena proses rekahn dan seiring dengan perambatan gua. Untuk menambah keyakinan akan hasil tomogram ini dilakukan uji resolusi Checkerboard Resolution Test (CRT).