Tanah longsor merupakan bencana geologis yang sering terjadi di Indonesia.
Salah satu kejadian tanah longsor yang menimbulkan bencana cukup besar adalah
tanah longsor di Perkebunan Teh Dewata yang berkembang menjadi aliran bahan
rombakan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui faktor penyebab tanah longsor
dan yang berpengaruh terhadap distribusi bahan rombakan, dan mekanismenya.
Penentuan faktor penyebab tanah longsor dilakukan melalui analisis kestabilan
lereng dengan menggunakan metode kesetimbangan batas sedangkan distribusi
aliran bahan rombakan dilakukan dengan metode numerik.
Tanah longsor terjadi pada lereng dengan kemiringan 21,5? dengan tanah
pelapukan dari batuan gunungapi yang tersusun oleh breksi tuf berwarna coklat
kemerahan. Lokasi longsor disusun oleh litologi yang bersifat sarang (porous)
dengan parameter kekuatan tanah kohesi (c) sebesar 0,17 kg/cm2
dan sudut geser
dalam 17,73o
. Tanah longsor ini terjadi setelah turun hujan dengan intensitas
tinggi dan mencapai akumulasi 675,9 mm selama 15 hari pencatatan.
Tipe longsoran yang terjadi di Perkebunan Teh dewata ini adalah gelinciran rotasi
(rotational slide), tipe material tanah pelapukan yang membentuk aliran berupa
debris slump. Tanah longsor disebabkan oleh curah hujan tinggi yang
menurunkan nilai faktor keamanan sebesar 22,75 % menjadi 0,971 dibandingkan
kondisi normal dengan nilai 1,257. Percepatan tanah permukaan menurunkan nilai
faktor keamanan sebesar 12,76% menjadi 1,113. Mekanisme kejadian tanah
longsor ini merupakan suatu rangkaian yang diawali oleh penurunan nilai faktor
keamanan lereng akibat gempabumi dan curah hujan yang tinggi, sehingga beban
massa tanah dan tekanan air pori meningkat. Pada saat gaya pendorong melebihi
gaya penahannya, maka lereng tidak mampu menahan beban dan akhirnya runtuh.
Distribusi bahan rombakan dikontrol oleh viskositas material, volume material,
dan topografinya. Pemodelan aliran bahan rombakan dengan Kanako versi 2, pada
viskositas dengan konsentrasi 0,4 menunjukkan hasil yang sesuai dengan
distribusi di lapangan dan ketebalan endapan secara umum juga sama. Pada
viskositas dengan konsentrasi material 0,3 distribusi melebihi distribusi di
lapangan, sedangkan dengan konsentrasi 0,5 distribusi lebih sempit.