digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK PRIATNO KEVIN TOPAYUNG
PUBLIC Dewi Supryati

Pekerja konstruksi melakukan pekerjaan yang menuntut fisik dan membutuhkan metabolisme energi yang besar. Pekerjaan tersebut menimbulkan dampak negatif seperti kelelahan kronis, menurunnya fungsi kardiovaskular dan produktivitas. Evaluasi beban kerja fisik diperlukan untuk mencegah dampak negatif tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model prediksi konsumsi oksigen (VO2) kerja dan mengevaluasi beban kerja fisik pekerja konstruksi bangunan Indonesia. Model prediksi terdiri dari satu prediktor yaitu persentase detak jantung (%HRR). Partisipan penelitian ini berjumlah 26 orang dengan umur di antara 19 sampai 61 tahun. Pengukuran konsumsi oksigen (VO2) dan detak jantung (HR) di laboratorium menggunakan metode maksimal. Protokol yang digunakan adalah protokol bruce. Nilai konsumsi oksigen tertinggi pengujian treadmill adalah VO2max. Tujuh intensitas beban kerja treadmill (%HRR) (25%, 35%, 45%, 55%, 65%, 75%, dan 85%) digunakan sebagai prediktor pada model prediksi konsumsi oksigen (VO2) kerja. Pengukuran beban kerja fisik di lapangan menggunakan persentase detak jantung (%HRR) dan skala Borg’s rating of perceived exertion scale (RPE). VO2 kerja diperoleh dengan melakukan substitusi %HRR lapangan ke dalam model prediksi. Evaluasi beban kerja fisik menggunakan %VO2max dan %HRR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata VO2max pekerja adalah 3.25 ± 0.78 l/min atau 57.49 ± 11.65 ml/min/kg. Model prediksi VO2 kerja adalah - 0.024+(0.032 x %HRR) dengan R2 0.993. Rata-rata beban kerja fisik adalah 23.09% dari %VO2max dan 31.86% dari %HRR. VO2max memiliki pengaruh negatif terhadap beban kerja fisik, yang menunjukkan bahwa semakin besar kapasitas aerobik maka beban kerja yang dialami pekerja semakin rendah. Usia dan RPE tidak berpengaruh signifikan terhadap beban kerja fisik. Detak jantung (HR) memiliki korelasi yang sangat tinggi dengan VO2 selama pengujian laboratorium. Beberapa intervensi yang dapat diberikan adalah Manajemen mendorong pekerja melakukan pekerjaan lebih yang lebih berat di pagi hari daripada siang hari. Manajemen mendistribusikan tugas kepada pekerja yang memiliki kapasitas aerobik yang sesuai. Meskipun memiliki keterbatasan, penelitian ini berhasil merumuskan model prediksi beban kerja fisik pekerja konstruksi yang bermanfaat untuk mengevaluasi beban kerja sebagai dasar untuk memperbaiki kondisi kerja.