digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Stefanus Gaga Sudarta
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

Di Indonesia fintek dengan kategori lending mengalami pertumbuhan tahunan mencapai 66% pada Maret 2022. Oleh karena itu, PT X sebagai fintek dan PT Y sebagai bank bekerja sama untuk meluncurkan produk baru di bidang lending pada kuartal 4 2022. PT X memiliki service level agreement (SLA) untuk menyelesaikan pengajuan pinjaman dalam dua hari kerja, namun hanya 73% pengajuan yang berhasil diproses sesuai SLA. PT X menilai bahwa pemenuhan SLA tersebut masih dapat ditingkatkan. Model simulasi dipilih untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dikarenakan kompleksitas pada sistem. Kompleksitas dalam sistem terjadi karena terdapat beberapa tahap yang dilakukan dalam proses seleksi. Tahap pertama dilakukan oleh PT X yaitu proses know your customer, sementara tahap kedua dilakukan oleh PT Y yaitu proses credit scoring. Terdapat juga proses pendukung yang dilakukan secara pararel dengan proses seleksi. Perbedaan hari dan jam kerja pada setiap proses seleksi juga meningkatkan kompleksitas pada sistem. Diberikan tiga kebijakan usulan untuk meningkatkan pemenuhan SLA pada produk lending yaitu: 1) mengubah metode pemrosesan pelanggan dalam urutan random menjadi first come first served (FCFS) pada proses seleksi tahap satu; 2) menghilangkan satu tenaga kerja pada proses seleksi tahap satu dengan disiplin antrian FCFS; dan 3) memindahkan satu tenaga kerja dari proses tahap satu ke proses tahap dua dengan disiplin antrian FCFS. Simulasi dijalankan dengan jumlah replikasi 10 kali dan setiap replikasi terdiri dari 2000 pelanggan dengan horizon waktu 25 hari. Didapatkan kebijakan usulan pertama dan kedua menghasilkan 83% pelanggan dapat diolah sesuai SLA, sementara kebijakan usulan ketiga menghasilakan 95% pelanggan dapat diolah sesuai SLA. Berdasarkan analisis lebih lanjut, dipilih kebijakan usulan ketiga yang mampu memberikan peningkatan performa dan stabilitas terbaik dibandingkan kebijakan lainnya.