BAB 1 Stefanus Gaga Sudarta
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Stefanus Gaga Sudarta
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Stefanus Gaga Sudarta
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Stefanus Gaga Sudarta
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Stefanus Gaga Sudarta
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Stefanus Gaga Sudarta
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Stefanus Gaga Sudarta
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Di Indonesia fintek dengan kategori lending mengalami pertumbuhan tahunan mencapai
66% pada Maret 2022. Oleh karena itu, PT X sebagai fintek dan PT Y sebagai bank bekerja
sama untuk meluncurkan produk baru di bidang lending pada kuartal 4 2022. PT X memiliki
service level agreement (SLA) untuk menyelesaikan pengajuan pinjaman dalam dua hari
kerja, namun hanya 73% pengajuan yang berhasil diproses sesuai SLA. PT X menilai bahwa
pemenuhan SLA tersebut masih dapat ditingkatkan.
Model simulasi dipilih untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dikarenakan kompleksitas
pada sistem. Kompleksitas dalam sistem terjadi karena terdapat beberapa tahap yang
dilakukan dalam proses seleksi. Tahap pertama dilakukan oleh PT X yaitu proses know your
customer, sementara tahap kedua dilakukan oleh PT Y yaitu proses credit scoring. Terdapat
juga proses pendukung yang dilakukan secara pararel dengan proses seleksi. Perbedaan hari
dan jam kerja pada setiap proses seleksi juga meningkatkan kompleksitas pada sistem.
Diberikan tiga kebijakan usulan untuk meningkatkan pemenuhan SLA pada produk lending
yaitu: 1) mengubah metode pemrosesan pelanggan dalam urutan random menjadi first come
first served (FCFS) pada proses seleksi tahap satu; 2) menghilangkan satu tenaga kerja pada
proses seleksi tahap satu dengan disiplin antrian FCFS; dan 3) memindahkan satu tenaga
kerja dari proses tahap satu ke proses tahap dua dengan disiplin antrian FCFS.
Simulasi dijalankan dengan jumlah replikasi 10 kali dan setiap replikasi terdiri dari 2000
pelanggan dengan horizon waktu 25 hari. Didapatkan kebijakan usulan pertama dan kedua
menghasilkan 83% pelanggan dapat diolah sesuai SLA, sementara kebijakan usulan ketiga
menghasilakan 95% pelanggan dapat diolah sesuai SLA. Berdasarkan analisis lebih lanjut,
dipilih kebijakan usulan ketiga yang mampu memberikan peningkatan performa dan
stabilitas terbaik dibandingkan kebijakan lainnya.