Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keamanan Jembatan Srandakan 3 di muara Kali Progo, pantai selatan Yogyakarta, terhadap fenomena hidrodinamika. Metode yang digunakan adalah pemodelan HEC-RAS dengan memperhitungkan gaya-gaya hidrodinamika seperti debit banjir hulu, pasang-surut, gelombang, runup, longshore current, serta tsunami. Hasil analisis menunjukkan bahwa fenomena hidrodinamika di Sungai Progo berpengaruh terhadap elevasi muka air di sekitar Jembatan Srandakan 3. Dalam kondisi tinggi muka air banjir desain, jembatan masih dapat dikategorikan aman. Pemodelan dengan kondisi debit desain periode ulang 100 tahun yang dikombinasikan dengan elevasi muka air pasang maksimum (HHWL) sebesar 1,13 m, menunjukkan bahwa banjir maksimum terjadi pada elevasi 2,47 m. Dalam perhitungan ini, juga diperhitungkan faktor runup dan longshore current, yang menyebabkan total elevasi muka air rencana mencapai 5,16 m. Perbandingan dengan elevasi plat deck jembatan paling rendah yang berada pada elevasi 7,00 m menunjukkan bahwa desain jembatan masih aman karena minimum tinggi jagaan sebesar 1 m dapat dipertahankan. Namun, keamanan jembatan menjadi masalah ketika diperhitungkan fenomena hidrodinamika ekstrem seperti tsunami, yang menyebabkan elevasi muka air mencapai 11,9 m. Jika semua fenomena hidrodinamika diperhitungkan, kedalaman muka air maksimum di sekitar jembatan mencapai elevasi 17,06 m. Hal ini menyiratkan bahwa jembatan tidak aman dalam menghadapi fenomena hidrodinamika ekstrem. Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pengaruh fenomena hidrodinamika pada Jembatan Srandakan 3 di muara Kali Progo. Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar untuk pengembangan desain dan konstruksi jembatan yang lebih aman dan ramah lingkungan serta menjaga keberlangsungan ekosistem air di sekitarnya.