digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Rizky Mochammad Toffel
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Sekitar 60% populasi yang tinggal di Indonesia bermukim di daerah pesisir. Dengan garis pantai yang membentang lebih dari 90.000 km indonesia merupakan salah satu negara dengan garis pantai terpanjang di dunia. Besarnya intensitas aktivitas di kawasan pesisir Indonesia menyebabkan Indonesia harus memberikan perhatian khusus untuk menjaga dan melestarikan kawasan pesisir. Berbanding lurus dengan aktivitas di kawasan pesisir, maka resiko kerusakan yang berdampak langsung kepada masyarakt juga akan tinggi. Salah satu permasalahan yang seringkali terjadi dikawasan pesisir adalah Erosi. Dalam hal ini Erosi yang terjadi di Muara Bogowonto, Kabupaten Kulon Progo. Pantai Selatan pulau Jawa, khususnya di daerah Yogyakarta merupakan pantai yang memiliki laju erosi relatif stabil. Akan tetapi berbeda halnya di Muara Bogowonto yang telah dibangun Breakwater sebagai penanggulangan Banjir dari Sungai Bogowonto dan Sungai Serang. Dilakukan pemodelan simulasi perubahan garis pantai selama 10 tahun dengan menggunakan modul Nearshore Evolution Modeling System (NEMOS) yang terdapat dalam program Coastal Engineering Design and Analysis System (CEDAS). Bangunan pengaman pantai yang dimodelkan berupa groin, breakwater, dan kombinasi dari kedua struktur tersebut. Dari hasil pemodelan didapatkan bahwa groin merupakan alternatif bagnunan pantai terbaik karena efektif menahan transpor sedimen. Groin dibangun sepanjang 235.4 meter sebanyak satu buah di sisi timur Muara Bogowonto. Struktur groin terdiri dari lapisan armor yang terbuat dari tetrapod, lapisan filter, dan core yang tersusun dari batu alam. Perhitungan dimensi struktur groin mengacu pada Shore Protection Manual Volume II dan The Rock Manual.