Ibu memiliki peran yang penting dalam menjaga kesehatan anak, terutama pada
masa balita. Diare merupakan penyakit yang sering menyerang balita dan dapat
menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan baik. Faktor lingkungan dan
perilaku menjadi penyebab utama diare, dengan personal hygiene sebagai faktor
yang sangat penting. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
observasional dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Responden penelitian
adalah ibu balita di Kecamatan Cimahi Selatan. Data yang dikumpulkan meliputi
informasi tentang kondisi lingkungan dan personal hygiene ibu serta kasus diare
yang dialami oleh balita mereka. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini
adalah Cross Sectional Study yang dilakukan untuk mempelajari dinamika korelasi
antara faktor resiko dengan proses pendekatan. Analisis bivariat yang digunakan
adalah uji Chi-Square. Dalam penentuan variabel yang menjadi faktor resiko,
digunakan nilai Prevalence Ratio (PR) yang merupakan perbandingan angka
prevalensi antara kelompok yang terpapar serta kelompok yang tidak terpapar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel akses air bersih dan akses air minum
bukan menjadi faktor risiko diare dan tidak memiliki hubungan yang signifikan.
Namun untuk variabel lainnya seperti personal hygiene memiliki hubungan yang
signifikan dengan diare (p=0,082), kepemilikan kloset leher angsa (p=0,024),
kepemilikan septic tank (p=0,037), dan kebiasaan pengelolaan sampah (p=0,077).
Di sisi lain, terdapat beberapa variabel yang menjadi faktor risiko untuk diare di
antaranya, personal hygiene (PR=1,820), kualitas air bersih (PR = 1,042), kuantitas
air bersih (PR=1,403), kontinuitas air bersih (PR = 2,100), jenis lantai jamban (PR
= 2,223), kepemilikan septic tank (PR = 2,907) dan kebiasaan pengelolaan sampah
(PR = 1,961). Oleh karena itu, perlu ditingkatkan akses sanitasi dan hygiene pada
seluruh masyarakat agar dapat mencegah terjadinya penyebaran penyakit di seluruh wilayah Kecamatan Cimahi Selatan.