digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Maulidya Azaria Herlambang.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Jumlah timbulan limbah elektronik (e-waste) kian meningkat karena adanya permintaan (demand) akan produk elektronik yang semakin bertambah. Dalam mengestimasikan jumlah timbulan limbah elektronik sektor rumah tangga dan potensinya pada kota-kota di Indonesia, dilakukan penelitian di Kota Bogor. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data primer melalui penyebaran survei terstruktur dan data sekunder diperoleh dengan studi literatur. Pendataan limbah elektronik dalam survei dilakukan dengan pendekatan produk elektronik terbanyak yang dimiliki warga Kota Bogor. Timbulan limbah elektronik dihitung dengan simple delay model dan dilakukan analisis tingkat kesediaan masyarakat untuk berpartisipasi dan membayar pengelolaan limbah elektronik. Jenis produk elektronik yang ditinjau meliputi handphone, kipas angin, air conditioner, kulkas, jam dinding, setrika, laptop, televisi, kamera, lampu, dan konsol game. Berdasarkan 157 responden dengan masing-masing responden mewakili satu rumah tangga, diperoleh timbulan limbah elektronik sektor rumah tangga untuk penduduk asli Kota Bogor pada tahun 2023 sebesar 5.007,8 ton/tahun dan untuk penduduk pendatang di Kota Bogor diperkirakan sebesar 12 ton/tahun. Pada tahun 2052, timbulan diperkirakan mencapai 14.398,6 ton/tahun untuk penduduk asli dan 29,7 ton/tahun untuk penduduk pendatang. Selain itu dilakukan tinjauan tingkat kesediaan masyarakat untuk berpartisipasi dan membayar pengelolaan limbah elektronik. Ditemukan juga bahwa atribut responden tidak memiliki pengaruh terhadap kesediaan berpartisipasi dan membayar pengelolaan limbah elektronik. Rekomendasi pengelolaan limbah elektronik yang diberikan adalah penerapan kebijakan Extended Producer Responsibility (EPR), pengembangan infrastruktur, transformasi sektor informal, dan peningkatan partisipasi masyarakat.