digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Audria Haifa Humaira.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Kota Bandung saat ini menempati posisi kedua sebagai kota dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia setelah Kota Jakarta, dengan jumlah penduduk wanita berjumlah sekitar 49% dari jumlah penduduk keseluruhan. Jumlah tersebut akan terus meningkat setiap tahunnya dan menyebabkan timbulan sampah pembalut yang dihasilkan akan terus meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan potensi timbulan sampah pembalut setiap tahunnya yang dihasilkan oleh penduduk dan pendatang perempuan berusia 11 – 55 tahun di Kota Bandung. Perhitungan jumlah timbulan dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada 400 penduduk Kota Bandung dan 68 pendatang. Penelitian ini juga bertujuan untuk menentukan potensi pengeloaan sampah pembalut dari segi lingkungan, masyarakat, dan ekonomi serta menentukan rekomendasi sistem pengelolaan sampah pembaut di Kota Bandung. Berdasarkan hasil survei, diketahui jumlah timbulan sampah pembalut rata-rata di Kota Bandung adalah 290 pembalut/orang/tahun. Jumlah tersebut diharapkan dapat ditekan dengan penerapan program EPR. Dari segi lingkungan, program ini dapat mengurangi reduksi emisi gas rumah kaca sebesar 204,8 ton CO2 ekivalen/bulan dan mereduksi penyakit yang mungkin timbul seperti hepatitis B dan C. Dari segi sosial masyarakat, diketahui tingkat kesediaan masyarakat Kota Bandung untuk berpartisipasi dan membayar biaya tambahan pada program pengelolaan sampah pembalut cenderung tinggi. Selain itu, juga diperoleh nilai ATP bagi masyarakat Kota Bandung yang berada dalam rentang Rp665 – Rp1.331 dan nilai WTP sebesar Rp682,81, sehingga diperoleh potensi retribusi yang diterima dari masyarakat Kota Bandung adalah sebesar Rp555.746.569 per bulan. Ditinjau dari segi ekonomi, program ini dapat meningkatkan potensi kerja sama antar industri terkait pembelian dan penjualan produk hasil pengolahan agar terbentuk ekonomi sirkular. Adapun rekomendasi terpilih dalam pengelolaan sampah pembalut sekali pakai di Kota Bandung adalah pengolahan sampah pembalut sekali pakai menjadi produk lain, seperti pokbrick, reinforcement fiber, dan Refused Fuel and Paper (RPF).