digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dian Anggrahini.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Proses produksi dan pembuangan air limbah dari industri farmasi sering kali menimbulkan ancaman terhadap kelestarian lingkungan. Sebagian besar limbah cair industri farmasi ini bersifat toksik bagi kehidupan biologis. Limbah cair industri farmasi sering kali memiliki intensitas warna, nilai Biochemical Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD) yang tinggi, serta rasio BOD/COD yang rendah. Berbagai studi pengolahan limbah cair industri farmasi menunjukkan kombinasi antara pengolahan biologis dan AOP memiliki potensi yang paling menjanjikan dan efektif. Studi ini bertujuan untuk mengukur efektivitas penyisihan senyawa organik dan warna menggunakan proses fenton sebagai pre-treatment bersama proses biologis. Pengolahan biologis berupa sistem lumpur aktif konvensional (pertumbuhan tersuspensi) dan MBBR (pertumbuhan terlekat) dioperasikan secara paralel pada reaktor identik dengan influen berupa limbah tanpa proses Fenton (reaktor -F+L dan -F+M) dan limbah pre-treatment Fenton (reaktor +F+L dan +F+M). Penelitian ini menunjukkan bahwa penyisihan senyawa organik pada reaktor -F+L dan -F+M pada waktu reaksi lima jam menghasilkan Efisiensi penyisihan senyawa organik sebesar 45% dan 54%. Sedangkan, reaktor +F+L dan +F+M menunjukkan hasil yang lebih baik, yaitu 75,1% dan 75,6%. Hasil serupa ditemukan dalam penghilangan warna, reaktor -F+L dan -F+M menghasilkan efisiensi penghilangan warna yang lebih rendah yaitu 58,5% dan 48,9%, sedangkan reaktor +F+L dan +F+M memberikan hasil yang lebih baik yaitu sebesar 95,5% dan 94,7%. Hal ini menunjukkan bahwa pengolahan biologi dengan pre-treatment berupa proses Fenton lebih efektif dalam mengeliminasi polutan organik dan warna. Sistem MBBR dalam proses biologis memberikan hasil yang lebih optimal dalam menyisihkan senyawa organik.