Kehadiran teknologi mengubah perilaku belanja dari traditional commerce menjadi
digital commerce atau electronic commerce. Media sosial yang semula adalah
tempat berbagi aktivitas kini menjelma menjadi ruang dagang baru yang dikenal
sebagai social commerce. Social commerce merupakan sebuah metode berbelanja
menggunakan platform sosial media (Tiktok, Facebook, Instagram, Twitter). Social
commerce menggunakan kombinasi fungsi media sosial dan e-commerce untuk
melakukan aktivitas komersial dengan memanfaatkan modal sosial online di media
sosial. Penggunaan media sosial dalam jangka waktu yang lama serta pengalaman
yang dibagikan oleh orang lain memicu dorongan untuk membeli secara tiba-tiba
dan seringkali tak tertahankan disebut impulsive buying. Impulsive buying adalah
pembelian yang tidak direncanakan ketika pelanggan merasakan dorongan untuk
segera membeli produk atau jasa secara tiba-tiba. Seiring berkembangnya social
commerce, jumlah pedagang pun semakin meningkat sehingga diperlukan strategi
yang baik dalam membuat konten agar bisa tetap menonjol dari pasar daring yang
ramai. Tujuan penelitian ini adalah mengusulkan model yang dapat menjelaskan
perilaku belanja impulsif pada social commerce. Penelitian ini menganalisis kondisi
karakteristik pelanggan yang dapat menimbulkan pembelian secara impulsif.
Penelitian ini mengidentifikasi faktor kekayaan informasi yang tersedia
memengaruhi reaksi kognitif maupun afektif. Faktor interaksi juga diperiksa untuk
mengetahui adanya pengaruh terhadap dorongan membeli secara impulsif.
Penelitian ini menggunakan 232 data sampel pengguna yang pernah melakukan
transaksi pembelian produk fashion melalui social commerce. Partial least square
structural equation modelling (PLS-SEM) digunakan untuk melakukan pengolahan
data. Beberapa prosedur pengujian dilakukan untuk mendukung hasil penelitian,
yaitu uji evaluasi model pengukuran dan evaluasi model struktural.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor informasi, interaksi, dan
karakteristik pelanggan memengaruhi reaksi afektif dan reaksi kognitif yang secara
tidak langsung memengaruhi dorongan membeli secara impulsif. Faktor informasi
yang berpengaruh signifikan adalah price dan variety of product terhadap cognitive
reaction. Faktor interaksi yang berpengaruh signifikan adalah parasocial
interaction terhadap affective reaction dan scarcity persuasion terhadap cognitive
reaction. Faktor karakteristik pelanggan yang berpengaruh signifikan adalah
hedonic motivation, baik terhadap cognitive reaction maupun terhadap affective
reaction. Affective reaction akan memengaruhi dorongan membeli secara impulsif.
Selain itu, browsing (utilitarian browsing dan hedonic browsing) juga diketahui
berpengaruh signifikan terhadap dorongan membeli secara impulsif.