Ozon merupakan oksidan kuat yang memiliki efek berbahaya terhadap lingkungan dan
kesehatan manusia bila konsentrasinya tinggi. Volatile organic compound (VOC) dan nitrogen
oksida (NOX), yang dihasilkan dari penggunaan bahan bakar fosil, merupakan prekursor utama
pembentukan O3. Penelitian ini mengkaji dampak transportasi ozon dan prekursor terhadap
konsentrasi ozon yang terutama disebabkan oleh aktivitas manusia di wilayah DKI Jakarta.
Data per jam dari stasiun DKI1, DKI2, DKI3, dan DKI5 digunakan untuk menampilkan
fluktuasi ozon bulanan, plot diurnal faktor meteorologi (khususnya radiasi matahari dan
kecepatan angin) dan prekursor ozon, serta melakukan Principal Component Analysis (PCA).
Konsentrasi rata-rata ozon mencapai puncaknya pada bulan Agustus untuk stasiun DKI1,
DKI2, dan DKI3 dan pada bulan Juli untuk stasiun DKI5 bersamaan dengan musim kemarau
di Indonesia. Plot diurnal menunjukkan bahwa konsentrasi NOX meningkat secara signifikan
ketika aktivitas antropogenik dimulai pada pukul 5:00 dan menurun sekitar pukul 07:00, yang
menunjukkan reaksi fotokimia ozon. Selain itu, VOC berfluktuasi pada konsentrasi yang
sedikit lebih rendah ketika ozon tinggi. Transportasi jalan raya, kilang minyak, dan pembakaran
manufaktur menghasilkan sebagian besar NMVOC. NOX sebagian besar dilepaskan melalui
produksi pembakaran dan transportasi jalan raya. Model HYSPLIT menunjukkan lintasan
mundur massa udara selama periode puncak ozon. Analisis komponen utama, regresi
multilinear, dan korelasi Spearman digunakan untuk menganalisis keseluruhan kontribusi
pengangkutan O3 dan prekursornya terhadap akumulasi O3 di DKI Jakarta. Wilayah DKI1 dan
DKI3 tidak menunjukkan adanya indikator transit sepanjang musim kemarau. Sebaliknya,
DKI2 menunjukkan bahwa O3 terangkut ke wilayah tersebut. DKI5 menampilkan
pengangkutan O3 ke dalam kawasan dan perpindahan NOX ke luar kawasan. Stasiun DKI1
menunjukkan bahwa selama musim hujan, transportasi menurunkan konsentrasi prekursor O3
sehingga mengurangi waktu yang diperlukan untuk mengembangkan O3. DKI2 menampilkan
berbagai indikator perpindahan O3 ke wilayah tersebut. NOX dipindahkan keluar wilayah
tersebut oleh DKI3. Terakhir, DKI5 menunjukkan kontribusi transportasi untuk prekursor NOX
yang ditransfer ke luar daerah. Terdapat bukti proses fotokimia yang menghasilkan ozon di
setiap lokasi.