digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dhea Ocralas Amenike.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Pasar Sederhana merupakan salah satu pasar dengan jumlah timbulan sampah mencapai 1,7 ton/hari dan didominasi sampah organik berupa sayuran dan buahan. Akan tetapi, upaya pengolahan yang dilakukan masih sangat minim dan hanya memanfaatkan komposting konvensional yang dilakukan sesekali. Sesuai dengan Jakstrada Bandung dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga, penanganan sampah yang mencakup pengolahan ditargetkan mencapai 70% pada tahun 2025 yang mencakup pengolahan sampah. Penentuan pengolahan untuk sampah organik yang paling sesuai untuk Sampah Pasar Sederhana menggunakan pembobotan dengan simple additive weighting dan didapatkan bahwa BSF composting sebagai alternatif terpilih. Pengolahan sampah dengan larva BSF memiliki tingkat reduksi sampah mencapai 60% dalam 2 pekan dan dihasilkan produk sampingan berupa alternatif pakan ternak serta residu yang dapat diolah menjadi kompos. Akan tetapi, pengolahan sampah pasar dengan larva BSF memerlukan pretreatment dikarenakan kadar air media yang terlalu tinggi bagi pertumbuhan larva. Pengurangan kadar air dilakukan dengan penambahan ampas kelapa yang tinggi kandungan serat kasar. Ampas kelapa dipilih karena banyak tersedia di Pasar Sederhana dan memiliki kandungan nutrisi tambahan berupa lemak dan protein yang baik untuk pertumbuhan larva. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ampas kelapa terhadap efektifitas reduksi Sampah Pasar Sederhana serta pertumbuhan larva. Penentuan rasio antara ampas kelapa dan sampah pasar dilakukan dengan metode rancangan acak lengkap mencakup 5 variasi rasio, 1 kontrol dan 3 replikasi. Penelitian dilakukan dengan pemberian pakan 3 hari sekali serta pengujian akhir hasil dekomposisi sampah untuk dibandingkan dengan standar kualitas kompos SNI. Uji statistik dilakukan untuk menentukan pengaruh penambahan ampas kelapa terhadap reduksi sampah. Persentase reduksi sampah tertinggi yang didapatkan adalah 80% dan dicapai oleh variasi A dengan kadar air awal sebesar 91%. Tingkat pertumbuhan larva tertinggi juga ditemukan pada variasi A yang mencapai 60% setiap 3 hari. Dari pembobotan dengan Simple Additive Weighting didapatkan rasio optimum yakni dengan penambahan 20% ampas kelapa