Lapangan Bangko merupakan sebuah jebakan hidrokarbon berupa antiklin yang
tersesarkan dan terletak pada Blok Rokan. Penerapan metode injeksi air sekeliling
pada lapangan ini telah memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan
produksi minyak. Metode ini efektif pada reservoir dengan porositas dan
permeabilitas baik, sehingga faktor perolehan (recovery factor) menjadi
meningkat. Namun metode tersebut kurang efektif pada reservoir yang memiliki
permeabilitas rendah sehingga potensi yang ada tidak dapat dioptimalkan dengan
sumur vertikal. Kekurangberhasilan metode ini diduga karena adanya
heterogenitas reservoir D1600 di Lapangan Bangko. Teknologi lain yang pernah
dicobakan pada lapisan ini untuk meningkatkan perolehan adalah pengeboran
sumur horizontal dengan target reservoir yang memiliki permeabilitas rendah.
Namun sebagian besar sumur horizontal yang ada memperoleh hasil yang kurang
bagus. Ketidakberhasilan ini diduga disebabkan oleh penentuan posisi trajektori
sumur horisontal yang kurang tepat.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui fasies, pola sebaran dan geometrinya
yang menyusun reservoir batupasir D1600 Formasi Duri, sebab diduga variasi
lateral dan vertikal kualitas reservoir mempengaruhi tingkat keberhasilan sumur
horizontal. Data utama yang akan digunakan sebagai bahan analisa meliputi data
log, batuan inti pemboran, serta seismik 3D. Tahapan pertama yang dilakukan
adalah analisis sedimentasi yang meliputi deskripsi batuan inti dan penentuan
fasies berdasarkan pola kurva log GR. Tahapan kedua berupa interpretasi
stratigrafi sikuen serta korelasi antar sumur. Tahapan ketiga adalah integrasi
dengan data seismik 3D untuk memperoleh gambaran geometri fasies dan
penyebaran kualitas reservoir.
Berdasarkan hasil analisis sedimentologi pada data batuan inti dan kurva GR
dapat disimpulkan bahwa reservoir batupasir D1600 Formasi Duri umumnya
tersusun oleh fasies batupasir yang banyak dipengaruhi oleh aktivitas bioturbasi
dan diendapkan pada lingkungan deltaik yang dipengaruhi arus pasang surut.
Sedangkan berdasarkan analisis stratigrafi sekuen, reservoir D1600 Formasi Duri dapat dibagi menjadi dua parasekuen, yaitu parasekuen A yang merupakan
endapan pada lingkungan deltaik yang didominasi fluvial dan B yang merupakan
endapan pada lingkungan deltaik yang didominasi marine. Masing-masing
parasekuen terdiri dari sand ridge dan channel.
Pada tahapan pemetaan ketebalan parasekuen A, didapatkan ketebalan pada fasies
channel sangat dikontrol oleh morfologi incised valley yang telah ada
sebelumnya. Parasekuen B diendapkan setelah parasekuen A mengisi morfologi
incised valley secara penuh, sehingga distribusinya tidak dikontrol oleh morfologi
tersebut. Analisis seismik menunjukkan adanya pola kesamaan seismik berarah
NE-SW yang mengindikasikan arah pengendapan berarah 45 derajat. Analisis
evaluasi formasi menunjukkan bahwa Parasekuen A mempunyai permeabilitas
yang lebih besar dibanding Parasekuen B. Zona permeabilitas rendah pada
Parasekuen B terdapat pada bagian atas channel dengan nilai kurva Gamma Ray
yang semakin tinggi. Pada pemetaan zona permeabilitas rendah ini diperoleh dua
buah zona utama yang mempunyai ketebalan sekitar 10 kaki. Hasil validasi
menunjukkan zona permeabilitas rendah pada bagian utara telah dapat
dieksploitasi menggunakan sumur horizontal yang ada.