Pada tahun 2006, batik Kuningan hadir untuk ikut meramaikan seni adiluhung batik
Indonesia. Kelahirannya berasal dari proses inisiatif masyarakat Kuningan.
Meskipun sudah 17 tahun berlalu, perkembangan batik Kunignan terus bertahan di
titik stagnasi. Hingga kini, produk kerajinan batik Kuningan masih belum termasuk
ke dalam salah satu produk unggulan Kabupaten Kuningan. Kapasitas produksi
yang masih rendah serta sedikitnya IKM menjadi salah satu faktornya. Motif Batik
Kuningan umumnya mengadopsi ikon-ikon khas Kuningan, seperti motif Ladakor,
Gunung Ciremai, Daun Boled, dan sebagainya. Beragam corak dan produk sudah
dihasilkan oleh pengusaha batik lokal, namun kerap kali dianggap monoton, kaku,
dan tidak sesuai dengan tren oleh masyarakat lokal, khususnya kalangan muda di
Kuningan. Selain itu, adanya Peraturan Bupati terkait pemakaian batik Kuningan,
menimbulkan presepsi yang berbeda di masyarakat. Batik Kuningan dianggap
sebagai seragam khas pegawai negeri setempat, sehingga masyarakat enggan
menggunakan batik Kuningan. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan desain batik Kuningan dengan menggunakan metode
Participatory Design dan melibatkan kalangan muda Kuningan dalam proses
desain. Penelitian ini menggunakan tahapan Participatory Design dari Susanne
Bødker. Partisipan adalah masyarakat lokal dengan latar belakang yang berbedabeda, namun memiliki minat dan ketertarikan terhadap batik Kuningan. Partisipasi
aktif dari kalangan muda menjadi kunci dalam penelitian ini, di mana partisipan
akan terlibat langsung dalam seluruh proses desain, mulai dari tahap pemahaman
masalah, ideasi, perancangan desain, hingga implementasi produk turunannya.
Luaran dari penelitian ini berupa pengembangan desain batik Kuningan yang
inovatif berdasarkan masukan langsung dari partisipan. Desain batik yang
dihasilkan diharapkan dapat mencerminkan kekayaan budaya dan identitas
Kabupaten Kuningan. Selain itu, luaran dari penelitian ini juga membentuk sebuah
komunitas desain batik Kuningan, dengan harapan bisa menjadi media literasi
mengenai batik Kuningan dan wadah untuk berkolaborasi, sekaligus memberikan
ruang bagi masyarakat lokal yang ingin berinovasi dan membuat pengembangan
desain batik Kuningan yang relevan dengan perkembangan zaman.