digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Gunung Gede memiliki persebaran mata air yang dimanfaatkan oleh warga sekitar. Adanya rencana pengembangan panas bumi di daerah ini mengakibatkan kekhawatiran warga sekitar akan tercemarnya mata air oleh limbah pengeboran. Pembuangan limbah pengeboran tidak akan mencemari airtanah apabila dikelola dengan baik sesuai dengan kondisi geologi dan hidrgeologi di daerah tersebut. Oleh karena itu, diperlukan adanya studi yang menunjukkan kondisi geologi dan hidrogeologi sebelum dilakukan pengeboran sebagai upaya perencanaan dan antisipasi agar tidak terjadi pencemaran mata air. Tujuan penelitian ini adalah melakukan pemetaan geologi dan hidrogeologi, serta mengidentifikasi kondisi fisik dan kimia airtanah. Metode penelitian terdiri dari studi awal, pemetaan geologi dan hidrogeologi, serta analisis sifat fisik dan kimia airtanah. Pemetaan geologi mengacu pada peta dasar berupa peta kelurusan, peta kemiringan lereng, peta pola aliran sungai, dan peta vulkanostratigrafi. Hasil dari pemetaan geologi terdiri dari 21 satuan geomorfologi, 21 satuan batuan tidak resmi, lima buah struktur geologi berupa sesar, tiga zona alterasi, serta tiga periode erupsi sejarah geologi berdasarkan kolom vulkanostratigrafi. Periode erupsi diawali dengan pembentukkan Khuluk Pangrango, Khuluk Gumuruh, Khuluk Gede, Gumuk Sela, dan diakhiri dengan Gumuk Ratu. Pemetaan hidrogeologi mengacu pada hasil pemetaan geologi seperti peta kemiringan lereng, peta geologi, dan penampang geologi. Hasil dari pemetaan hidrogeologi diantaranya zona resapan yang terletak di puncak dan lereng gunung, zona luahan di lereng gunung, empat tipe mata air, tiga satuan akifer, serta tiga kemungkinan pola aliran airtanah di bawah permukaan pada penampang hidrogeologi. Identifikasi kondisi fisik dan kimia airtanah kemudian dilakukan berdasarkan sifat fisik dan kimia sampel mata air sehingga menghasilkan beberapa grafik dan diagram. Berdasarkan hasil analisis, terdapat lima sampel mata air yang diduga terpengaruh oleh air termal baik secara fisik maupun kimia. Kelima sampel tersebut memiliki pola hidrogeologi ke arah utara hingga timurlaut daerah penelitian yang disebabkan karena proses percampuran dengan fluida hidrotermal serta pelarutan mineral alterasi.