Pemisahan komponen regional dan residual dalam analisis fitur geologi melalui
metode gravitasi merupakan teknik yang banyak digunakan oleh para ahli geologi
dan geofisika di seluruh dunia. Meskipun metode pemisahan anomali gravitasi terus
mengalami peningkatan, tidak ada satu metode pun yang dapat dianggap sebagai
solusi mutlak untuk mendapatkan informasi yang paling akurat mengenai fitur
geologi. Oleh karena itu, selalu ada ruang untuk penyempurnaan dan peningkatan
lebih lanjut. Kendala yang dialami oleh para interpreter dalam menginterpretasi
data geofisika terutama metode gravitasi adalah kontaminasi noise pada data
gravitasi yang disebabkan oleh kondisi geologi ataupun kesalahan dalam akuisisi
data. Oleh karena itu, pada penelitian ini menerapkan berbagai metode untuk
memisahkan anomali gravitasi, yaitu filter Gaussian, Bidimensional Empirical
Mode Decomposition (BEMD), dan kombinasi teknik Gaussian dan BEMD.
Temuan ini menunjukkan bahwa kombinasi penggunaan filter Gaussian dan BEMD
terbukti lebih efisien dalam mengkarakterisasi fitur anomali gravitasi dekat
permukaan pada model data gravitasi sintetik yang mengandung noise, kesimpulan
ini didukung oleh pola yang teramati dan nilai Root Mean Square Error (RMSE)
yang relatif lebih rendah yaitu salah satu contoh pada model sintetik prismatik I
memiliki nilai RMSE 0.1672, lebih rendah 0.0237 dan 0.4311 dibandingkan hasil
metode Gaussian dan BEMD secara terpisah pada noise persentase noise 10%,
begitupun dengan persentase noise yang lebih besar yaitu 20% dan 30%. Langkah
selanjutnya penerapan metode pada data CBA daerah Kadidia yang merupakan area
potensi geothermal di Sulawesi Tengah, Indonesia. hasil yang didapatkan yaitu
integrasi metode Gaussian dan BEMD lebih baik dalam menggambarkan struktur
arah NW-SE dan struktur lainnya dengan arah NE-SW, selain itu hasil yang
didapatkan juga memiliki kesesuaian dengan posisi manifestasi air panas yang
berada di batas kontras anomali rendah dan anomali tinggi. Penelitian ini
memberikan peluang yang lebih baik untuk menginterpretasikan anomali gravitasi
secara lebih efektif. Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini dikembangkan
dengan menggunakan bahasa pemrograman MATLAB.