Cross-equatorial northerly surge (CENS) merupakan fenomena atmosfer skala
sinoptik pada musim boreal winter yang dicirikan dengan adanya penguatan angin
utara dari Laut Cina Selatan yang melintasi garis ekuator. Fenomena ini dapat
menimbulkan curah hujan ekstrem di utara Jawa bagian barat. Fenomena yang
diketahui dapat memicu pembentukan CENS adalah cold surge (CS), namun
banyak kejadian CENS tidak dipicu oleh CS. Fenomena selain CS yang dapat
memicu CENS masih belum diketahui. Oleh karena itu, penelitian ini akan
mengkaji tentang fenomena selain CS yang dapat memicu CENS serta
mengidentifikasi perbedaan dampak curah hujan di Benua Maritim bagian barat
yang ditimbulkan antara CENS yang dipicu CS (CENS-CS) dan yang tidak dipicu
CS (CENS-noCS). CENS-CS dan CENS-noCS memiliki pola pembentukan yang
berbeda. Anomali angin utara pada CENS-CS ditimbulkan karena adanya
propagasi tekanan tinggi dari ekstratropis sedangkan anomali angin utara pada
CENS-noCS muncul karena anomali tekanan tinggi di sekitar ekuator.
Berdasarkan analisis komposit pola angin dan tekanan, didapat bahwa fenomena
selain CS yang berpotensi memicu CENS adalah Madden Julian Oscillation
(MJO) fase 6 dan 7, Mixed Rossby-gravity (MRG) fase 1 dan 4 (dry dan drying di
utara ekuator), serta Equatorial Rossby (ER) fase 2 dan 3 (moistening dan wet).
Jumlah kejadian CENS-noCS pada MJO, MRG, serta ER di fase tersebut juga
lebih banyak dibanding saat fase lainnya. Terdapat perbedaan dampak curah hujan
di Benua Maritim bagian barat yang ditimbulkan antara CENS-CS dan CENSnoCS.
Di selatan ekuator, CENS-CS menimbulkan anomali basah di sepanjang
utara Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara sedangkan CENS-noCS hanya terpusat di
utara Jawa bagian barat saja. Meskipun demikian, curah hujan di utara Jawa
bagian barat pada CENS-noCS lebih kuat daripada CENS-CS. Sedangkan di utara
ekuator, CENS-CS menimbulkan anomali kering di Sumatera dan Semenanjung
Malaya serta anomali basah di barat Kalimantan sedangkan CENS-noCS
menyebabkan anomali kering di ketiga wilayah tersebut.