Indonesia menempati zona tektonik yang sangat aktif karena dikelilingi oleh empat
lempang utama, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, lempeng Laut
Filipina, dan lempeng Pasifik. Pergerakan lempeng tektonik yang saling mendekat,
menjauh, dan bergeser satu sama lain, menyebabkan terbentuknya sesar. Keberadaan
segmen-segmen sesar yang melintasi wilayah Indonesia menyebabkan terjadinya
kejadian gempa bumi. United Nation Office for Disaster Reduction (UNISDR)
menyatakan bahwa jumlah korban jiwa bencana meninggal dunia paling tinggi diakibatkan
dari bencana geofisik (gempa bumi, tsunami, dan gunung api) meskipun
secara frekuensi kejadiannya rendah. Sedangkan rerata kerugian finansial akibat
gempa bumi, Indonesia berada di urutan ketiga tertinggi setelah Jepang dan Amerika
Serikat. Model Earthquake Catastrophe (CAT) digunakan untuk memodelkan risiko
kerugian finansial akibat gempa bumi sepanjang sesar Baribis di daerah provinsi
DKI Jakarta. Pada penelitian ini, daerah yang akan diobservasi terdiri dari Jakarta
Selatan, Jakarta Timur, dan Jakarta Pusat. Tujuan dari penelitian ini, yaitu memprediksi
kerugian loss ratio pada daerah observasi secara spasial akibat dari kejadian
gempa bumi sepanjang sesar Baribis. Untuk memprediksi kerugian loss ratio memanfaatkan
hazard module, inventory module, dan vulnerability module. Dalam
menentukan kerugian finansial, digunakan aggregate loss model. Dikarenakan
dampak agregat kerugian finansial akibat sesar Baribis setiap daerah berbeda-beda,
diperlukan analisis kebergantungan agregat kerugian yang diberikan oleh setiap
daerah. Penelitian ini mengusulkan model kebergantungan yang dimodelkan dengan
Copula Gaussian. Model ini bisa memberikan informasi peluang katastrofe dan
daerah yang memiliki agregat kerugian finansial tertinggi, yaitu apabila dipandang
masing-masing daerah, maka Jakarta Selatan (SA) memberikan nilai V aR0,95(SA)
sebesar 64.938, 67 (dalam juta) dan TV aR0,95(SA) sebesar 92.828, 52 (dalam juta),
dipandang dari gabungan dua daerah daerah, maka Jakarta Selatan dan Jakarta Timur
(SA +SB) memberikan nilai V aR0,95(SA +SB) sebesar 73.384, 91 (dalam juta) dan
TV aR0,95(SA + SB) sebesar 104.477, 48 (dalam juta), dan dipandang dari gabungan
tiga daerah (SA + SB + SC) memiliki nilai V aR0,95(SA + SB + SC) sebesar
81.642, 60 dan TV aR0,95(SA + SB + SC) sebesar 114.082, 34.