Peningkatan suhu lingkungan kerja akibat perubahan iklim dan aktivitas pengelasan
pada suhu tinggi akan meningkatkan risiko penyakit akibat panas bagi pekerja las. Sampel
penelitian terdiri dari 30 pekerja las di area plant dan 25 pekerja administrasi di area office
sebagai kontrol. Nilai koreksi untuk Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) adalah 0oC
berdasarkan jenis pakaian kerja dari Occupational Safety and Health Administration (OSHA).
Hasil penelitian menunjukkan ISBBindoor koreksi rata-rata untuk area plant 1, plant 2, plant 3,
office dengan kipas angin, dan office dengan AC secara berurutan yaitu 28,4oC, 28,39oC,
27,75oC, 26,86oC, dan 21,77oC. Lokasi penelitian dan beban kerja memiliki hubungan korelasi
yang sangat kuat dengan kondisi NAB dan kondisi heat strain. Kriteria kondisi heat strain
terpilih adalah gejala kelelahan kronis berupa pusing dengan frekuensi sering berdasarkan
pedoman dari American Conference of Governmental Industrial Hygiene (ACGIH).
Berdasarkan riwayat gejala heat strain yang dirasakan oleh 3 pekerja yang mengalami heat
strain, ketiganya menderita penyakit heat exhaustion dan 1 diantaranya juga mengalami heat
cramps. Terdapat hubungan korelasi positif sedang untuk suhu tubuh dan korelasi positif kuat
untuk kondisi keringat dengan nilai ISBBindoor koreksi berdasarkan hasil uji korelasi rank spearman.