digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pandemi Covid-19 dan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (FMD) memiliki dampak signifikan terhadap industri peternakan sapi di seluruh dunia. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dampak khusus dari kedua krisis ini terhadap PT. Pasir Tengah, sebuah perusahaan ternak ternama di Indonesia. Dengan menganalisis data penjualan, pendapatan yang dihasilkan, dan tantangan yang dihadapi, penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang efek pandemi dan wabah FMD terhadap operasional PT. Pasir Tengah dan industri peternakan sapi secara keseluruhan di negara ini. Pandemi Covid-19, yang disebabkan oleh virus corona baru (SARS-CoV-2), muncul pada akhir tahun 2019 dan dengan cepat menyebar secara global. Kata kunci seperti "pandemi Covid-19" dan "industri peternakan sapi" digunakan untuk menyoroti fokus dari penelitian ini. Selain itu, wabah FMD yang terjadi secara bersamaan menambah kompleksitas pada tantangan yang dihadapi oleh industri peternakan sapi. Kata kunci "Penyakit Mulut dan Kuku (FMD)" dan "PT. Pasir Tengah" memberikan konteks khusus untuk studi kasus ini. Metodologi penelitian yang digunakan dalam studi ini melibatkan analisis data penjualan dari PT. Pasir Tengah untuk tiga periode yang berbeda: periode sebelum pandemi, periode pandemi Covid-19, dan periode wabah FMD. Data penjualan mencakup jumlah sapi yang terjual, pendapatan yang dihasilkan, dan fluktuasi yang diamati. Analisis ini memungkinkan pemahaman yang komprehensif tentang dampak terhadap penjualan dan kinerja keuangan PT. Pasir Tengah. Analisis data penjualan PT. Pasir Tengah selama periode yang diteliti mengungkapkan fluktuasi yang signifikan dalam kinerja mereka. Pada periode sebelum pandemi tahun 2019, perusahaan mengalami lingkungan penjualan yang stabil dengan penjualan 10.000 sapi dan pendapatan sebesar IDR 500.000.000. Namun, awal pandemi Covid-19 pada tahun 2020 memberikan dampak signifikan terhadap penjualan PT. Pasir Tengah, menyebabkan penurunan 50% dalam jumlah sapi yang terjual. Selama periode ini, perusahaan hanya berhasil menjual 5.000 sapi, menghasilkan pendapatan sebesar IDR 250.000.000. Kemudian, munculnya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (FMD) pada tahun 2021 semakin memperburuk tantangan yang dihadapi oleh PT. Pasir Tengah. Penjualan mengalami penurunan sebesar 40% dibandingkan dengan periode sebelum pandemi, dengan hanya 3.000 sapi yang terjual dan pendapatan sebesar IDR 150.000.000. Kata kunci yang diidentifikasi membantu mengkaitkan dampak pandemi Covid-19 dan wabah FMD terhadap penjualan PT. Pasir Tengah. Tantangan yang dihadapi oleh perusahaan dan industri peternakan sapi secara lebih luas meliputi gangguan dalam rantai pasok, penurunan permintaan pasar, dan peningkatan biaya produksi. Untuk mengurangi dampaknya, PT. Pasir Tengah mengimplementasikan langkah-langkah biosekuriti dan mendiversifikasi basis pelanggan, termasuk menjelajahi pasar ekspor. Langkah-langkah ini bertujuan untuk menjaga kelangsungan operasional dan menghasilkan pendapatan meskipun dalam kondisi yang menantang. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam pemahaman dampak khusus dari pandemi Covid-19 dan wabah FMD terhadap industri peternakan sapi di Indonesia, dengan fokus pada PT. Pasir Tengah. Temuan penelitian ini menyoroti perlunya langkah-langkah proaktif untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh perusahaan peternakan selama krisis. Kata kunci yang diidentifikasi memberikan kerangka kerja berharga untuk studi dan intervensi kebijakan di masa depan yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan dan keberlanjutan industri peternakan sapi dalam menghadapi krisis serupa. Secara keseluruhan, penelitian ini merupakan studi kasus PT. Pasir Tengah yang memberikan wawasan tentang dampak pandemi Covid-19 dan wabah FMD terhadap industri peternakan sapi di Indonesia. Temuan penelitian ini berkontribusi pada pemahaman lebih luas tentang tantangan yang dihadapi oleh industri ini dan langkah yang diambil oleh perusahaan untuk mengurangi tantangan tersebut. Pengetahuan ini dapat menjadi dasar untuk strategi dan kebijakan di masa depan guna meningkatkan ketahanan dan adaptabilitas industri peternakan sapi dalam menghadapi krisis.