digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Darwin E Siadari
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Darwin E Siadari
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB1 Darwin E Siadari
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB2 Darwin E Siadari
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB3 Darwin E Siadari
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB4 Darwin E Siadari
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB5 Darwin E Siadari
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

DAFTAR Darwin E Siadari
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

TA TF DARWIN E SIADARI 13319039 LAMPIRAN.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Rekonstruksi citra 3D merupakan salah satu teknik yang dipakai untuk menentukan kedalaman suatu objek. Pada penelitian ini, proses rekonstruksi citra 3D kain dilakukan dengan metode stereovision. Untuk metode tersebut, perlu adanya perancangan sistem perekaman citra menggunakan dua kamera. Untuk sistem perekaman citra yang dirancang memiliki beberapa parameter seperti jarak antara pusat kamera 2 cm, jarak objek dengan kamera 4 cm dan besar sudut kamera terhadap sumbu vertikal adalah 10ยบ. Sebelum melakukan proses rekonstruksi kain, pertama dilakukan kalibrasi kamera serta proses perekaman citra stereo. Untuk proses rekonstruksi dilakukan dengan menggunakan bahasa pemograman python. Selanjutnya hasil rekonstruksi berupa point cloud disimpan dalam bentuk .ply sehingga lebih mudah dianalisis dengan memakai perangkat lunak meshlab 2022. Berdasarkan hasil rekonstruksi tersebut dilakukan pengukuran luas area yang berhasil direkonstruksi. Hasilnya, terdapat lima jenis kain berhasil direkonstruksi pada nilai 100% sedangkan kain satin wajik merah muda dan kotak bali sebesar 60,44% dan 84,23%. Kain yang telah direkonstruksi dilakukan pengukuran kerapatan kain dengan metode gray level profile methode (GLPM). Hasil perhitungan kerapatan berdasarkan nilai eror pada lungsi dan pakan untuk kain jenis kain kotak dan kanvas adalah 0%. Pada kain satin polos memiliki eror pada lungsi sebesar 4,16% dan pakan 0%. Pada kain satin wajik merah muda dan biru muda masing masing memiliki eror pada lungsi sebesar 0% dan 3,2% serta pada pakan sebesar 3,5% dan 0%. Berdasarkan nilai eror tersebut, dapat disimpulkan bahwa citra hasil rekonstruksi dengan metode stereovision mampu untuk mengukur kerapatan pada kain.