COVER Indah Kusmartini
EMBARGO  2026-09-14 
EMBARGO  2026-09-14 
BAB1 Indah Kusmartini
EMBARGO  2026-09-14 
EMBARGO  2026-09-14 
BAB2 Indah Kusmartini
EMBARGO  2026-09-14 
EMBARGO  2026-09-14 
BAB4 Indah Kusmartini
EMBARGO  2026-09-14 
EMBARGO  2026-09-14 
BAB4 Indah Kusmartini
EMBARGO  2026-09-14 
EMBARGO  2026-09-14 
Partikulat Halus (PM2.5) merupakan partikulat udara yang berukuran ? 2.5 µm, dan
merupakan parameter polutan udara yang paling berbahaya karena mampu
terdeposisi ke organ terdalam manusia. PM2.5 mengandung berbagai komponen
kimia dalam level mayor hingga trace sesuai dengan emisi yang dihasilkan oleh
sumber polutan di sekitarnya. Komposisi kimia tersebut menjadi kunci dalam
identifikasi sumber pencemar polutan udara yang dibutuhkan untuk merumuskan
strategi yang tepat dalam pengelolaan kualitas lingkungan. Oleh karena itu, metode
karakterisasi untuk mendeteksi komposisi kimia hingga level trace secara simultan,
selektif, dan akurat sangat diperlukan. Pada penelitian ini kegiatan difokuskan
untuk karakterisasi PM2.5 kota Bandung menggunakan metode Fluoresensi Sinar-X
(XRF) dan Kromatografi Penukaran Ion. Kegiatan yang dilakukan meliputi:
pengambilan sampel PM2.5 (Juni 2022 – Maret 2023), penentuan konsentrasi massa
partikulat, uji homogenitas, validasi metode menggunakan bahan acuan standar
(SRM 2783 #114 Air Particulate dan RM air hujan), karakterisasi spesies kimia
serta analisis risiko kesehatan. Hasil uji homogenitas menggunakan uji-F
menunjukkan sampel homogen dan tidak ada perbedaan yang signifikan. Validasi
metode XRF memberikan hasil yang memuaskan dengan akurasi 92 – 101%,
repeatability < 0,5 %CVHorwitz, internal reproducibility < 0,67 %CV Horwitz,
linearitas dengan nilai R2 ~1 serta selektivitas spektrum Fe pada energi 6,38 keV
dan intensitas 17,749 cps. Validasi metode Kromatografi Penukaran Ion juga
memberikan hasil yang baik dengan akurasi 89 – 110%, repeatability < 0,5
%CVHorwitz, internal reproducibility < 0,67 %CV Horwitz, linearitas dengan nilai
R
2 ~1 serta keboleh ulangan waktu retensi diperoleh nilai %RSD kurang dari 1%.
Konsentrasi massa PM2,5 pada periode sampling berada pada rentang 7,32 – 86,53
µg/m3
, dengan rerata 30,67 µg/m3
di bawah baku mutu harian (55 µg/m3
), namun 6
% dari total sampel melebihi baku mutu harian. Karakterisasi komposisi kimia pada
sampel PM2,5 telah teridentifikasi Mg, Al, Si, S, Cl, K, Ca, Ti, Cr, Mn, Fe, Ni, Cu,
Zn, As, Br, Pb, SO4
2-
, NO3
-
dan NH4
+
dengan kontribusi multi-unsur (~ 5%) dan
anion-kation mencapai 70 – 80% dari total konsentrasi massa PM2,5. Analisis resiko
kesehatan untuk karsinogenik Excess Lifetime Cancer Risk (ELCR) dan non- karsinogenik Hazard Quotient (HQ) masing-masing menunjukkan nilai < 10-4
dan
< 1 yang mengindikasikan paparan yang diterima masih berada dalam batas aman.
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini dapat memberikan gambaran kualitas
lingkungan secara komprehensif terhadap tingkat paparan yang diterima
masyarakat kota Bandung.