digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dengan beberapa kelemahan yang dimiliki serta kebutuhan perkembangan yang mendesak pada bandara Bandara Internasional Husein Sastranegara, Jawa Barat, terbesit keinginan dari pemerintah propinsi untuk mencari penggantinya yang dapat berperan sebagai Bandara Internasional Jabar dan sekaligus juga dapat memicu perkembangan daerah. Maka, dilakukanlah studi kelayakan bagi pembangunan/pengembangan bandara internasional di Jabar (Kab. Majalengka) dengan segala fasilitas pendukungnya. Dalam tugas akhir ini, studi kelayakan yang dilakukan bersifat kaji ulang mengacu pada studi kelayakan yang telah dilakukan pihak Dinas Perhubungan Pemerintah Propinsi Jabar. Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) sebagai terminal perlu dilengkapi dengan berbagai fasilitas tergantung pada jenis lalu lintas yang menggunakan fasilitas tersebut. Salah satu fasilitas yang harus ada di bandara adalah tempat parkir. Karena sediaan lahan yang terbatas serta potensi penggunaan lahan yang tinggi akibat aktivitas bandara, maka solusi parkir berupa gedung sangat cocok untuk diterapkan di BIJB. Yang menjadi tujuan dalam tugas akhir ini adalah mendesain gedung parkir kendaraan penumpang dan pegawai BIJB yang sesuai dengan kebutuhan. Tujuan tersebut melingkupi perencanaan layout gedung parkir, perencanaan sirkulasi parkir dan bandara, perencanaan aspek struktural (struktur atas dan bawah) gedung parkir, serta perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan gedung parkir pada BIJB. Setelah dilakukan pengkajian ulang parkir dan perencanaan gedung parkir di BIJB, didapat beberapa kesimpulan antara lain: 1) Kebutuhan ruang parkir untuk penumpang pesawat adalah 677 petak mobil pribadi, 148 petak taksi, dan 4 petak bus. Kemudian kebutuhan ruang parkir karyawan BIJB adalah 101 petak mobil, 51 petak motor, dan 2 petak bus. Terakhir, untuk penumpang VVIP dibutuhkan 46 petak mobil. 2) Jumlah ruang parkir yang tersedia untuk penumpang sebesar 736 petak mobil pribadi, 188 petak taksi, dan 60 petak untuk mobil penumpang VVIP. Kemudian untuk karyawan, tersedia 104 petak mobil dan 56 petak motor. Untuk ruang parkir bus dijadikan satu wilayah dengan kapasitas 8 petak bus. 3) Satuan ruang parkir (srp) yang didapat sebesar 32,23 m2, lebih kecil bila dibandingkan dengan nilai srp keluaran Dishub Jabar dalam studi kelayakannya mengenai parkir di BIJB, yaitu sebesar 35 m2. 4) Dalam studi kelayakan yang dilakukan pihak Dishub, tidak disebutkan berapa jumlah penumpang VVIP yang diperkirakan akan mengunakan BIJB. Selain itu, fasilitas pada bandara belum dilengkapi dengan area security check. 5) Gedung parkir menggunakan dimensi balok induk sebesar 450mm x 550mm, balok anak sebesar 300mm x 400mm, dan kolom tipikal sebesar 750mm x 750mm. Tebal pelat yang digunakan adalah 150mm untuk lantai dan 120mm untuk atap, serta ketebalan ramp sebesar 200mm. 6) Struktur gedung parkir ditopang oleh pondasi tiang pancang dengan diameter 60 cm. Selain itu, gedung dilingkupi oleh dinding penahan tanah agar terlindung dari kelongsoran lereng di sekitarnya. 7) Total biaya untuk pembangunan bagian struktur gedung parkir penumpang BIJB ini adalah Rp. 69.180.987.440,00. Dengan luas total bangunan 23.723 m2 maka diperoleh biaya pembangunan per m2 adalah Rp 2.692.000,00. Beberapa saran untuk studi lanjutan yaitu: 1) Seharusnya durasi parkir mobil pribadi pada jam puncak bukan 30 menit. 2) Agar hasil yang diberikan lebih valid, seharusnya perhitungan kebutuhan gerbang security check menggunakan teori mikro yang meninjau banyak variabel. 3) Seharusnya penempatan lokasi bandara mempertimbangkan letak geografis, supaya kedatangan pesawat dari berbagai tempat di luar negeri tidak menumpuk pada saat yang bersamaan. 4) Perlunya penelitian lebih lanjut mengenai demand actual gedung parkir BIJB selama jam operasional bandara yang nantinya dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi terhadap desain. 5) Perlunya perencanaan tarif parkir yang sesuai.