digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Adinda Cahaya Putri
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 Adinda Cahaya Putri
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Adinda Cahaya Putri
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Adinda Cahaya Putri
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Adinda Cahaya Putri
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Adinda Cahaya Putri
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Adinda Cahaya Putri
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Pada tahun 2015, Indonesia bersama 195 negara lain menandatangani Paris Agreement. Perjanjian ini memiliki tujuan untuk mengurangi gas rumah kaca dan membatasi kenaikan temperatur bumi pada 1,5? per tahunnya. Komposisi gas rumah kaca yang paling dominan adalah gas karbon dioksida sebanyak 74,4%. Indonesia menduduki peringkat 9 sebagai negara penghasil emisi karbon dioksida terbanyak pada tahun 2021, yaitu dengan jumlah 619 juta ton. Oleh karena itu, diperlukan teknologi yang dapat mengontrol emisi karbon, salah satunya adalah dengan sekuestrasi karbon. Sekuestrasi karbon adalah proses menangkap dan menyimpan karbon dioksida dari atmosfer atau sebelum memasuki atmosfer. Serangkaian percobaan mengenai sekuestrasi karbon dilakukan untuk mempelajari pengaruh penambahan enzim carbonic anhydrase, pH, dan flowrate gas karbon dioksida terhadap pembentukan presipitat kalsium karbonat. Percobaan diawali dengan bioleaching terak baja menghasilkan pregnant leach solution (PLS) yang kaya kalsium. Selanjutnya, percobaan sekuestrasi karbon dimulai dengan kultivasi bakteri Bacillus subtilis strain SKC-14 (Bakteri BS2(6)) dalam media nutrient broth selama 48 jam. Setelah 48 jam, spent medium diambil dengan mensentrifugasi larutan kultur bakteri dan diambil larutan supernatannya. Spent medium dicampurkan dengan PLS untuk selanjutnya diinjeksi gas karbon dioksida selama 8 menit. Presipitat yang terbentuk diambil dan dikeringkan. Dalam percobaan sekuestrasi karbonat, larutannya dikarakterisasi dengan atomic absorption spectroscopy (AAS) untuk menganalisis persen konversi kalsium, sedangkan presipitatnya dikarakterisasi dengan X-ray diffraction (XRD) dan scanning electron microscope-energy dispersive spectroscopy (SEM-EDS) untuk menganalisis morfologi, senyawa, dan polimorf presipitat yang terbentuk Berdasarkan hasil percobaan bioleaching terak baja dengan bakteri Proteus mirabilis strain SKC-7, diperoleh persen ekstraksi kalsium 6,233% pada hari ke- 39. Pada percobaan sekuestrasi karbon, pada percobaan kontrol dan variasi pH yang diatur ke 9 selama percobaan, morfologi presipitatnya adalah membulat (spherical) dan senyawa yang terbentuk adalah natron (Na2CO3.10H2O) dan kalsium karbonat (CaCO3) polimorf vaterit. Sedangkan, pada variasi kondisi pH yang diatur ke pH 11 selama percobaan, morfologi presipitatnya adalah membulat (spherical) dan seperti batangan (rod-like). Senyawa yang terbentuk adalah trona (Na2CO3.NaHCO3.10H2O) dan kalsium karbonat (CaCO3) dengan polimorf vaterit dan aragonit. Pada percobaan sekuestrasi karbon dengan variasi persen spent medium, semua variasi memberikan persen konversi kalsium melebihi 99%. Sementara, pada percobaan sekuestrasi karbon dengan variasi pH yang diatur ke 9 dan 11 sepanjang percobaan memberikan persen konversi kalsium melebihi 99%. Sedangkan, pada variasi hanya diatur pH awal ke 9, persen konversi kalsium yang didapatkan sebesar 14,1937%. Pada percobaan sekuestrasi karbon dengan variasi flowrate gas karbon dioksida, variasi flowrate gas karbon dioksida 0,1 dan 0,15 LPM memberikan persen konversi kalsium melebihi 99%. Sedangkan, pada variasi flowrate gas karbon dioksida 0,05 LPM, persen konversi kalsiumnya sebesar 95,7499%.