BAB 1 Calvin Julius
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Calvin Julius
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Calvin Julius
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Calvin Julius
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Calvin Julius
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Calvin Julius
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Kebutuhan baterai yang terus meningkat mendorong peningkatan permintaan
logam seperti lithium, kobalt, mangan, dan nikel, yang merupakan komponen
utama dalam pembuatan baterai. Untuk menjaga agar deposit logam tidak cepat
terkuras, penggunaan sumber sekunder berupa baterai bekas menjadi penting. Salah
satu metode yang dapat digunakan untuk ekstraksi logam dari baterai bekas adalah
bioleaching. Metode ini dikenal lebih ramah lingkungan, efisien dalam penggunaan
energi, dan biaya yang rendah dibandingkan metode lainnya. Dalam penelitian ini,
ekstraksi logam dari limbah baterai lithium manganese oxide (LMO) dilakukan
menggunakan bakteri Bacillus zanthoxyli strain SKC/VA-2 dengan variabel persen
padatan dan komposisi medium untuk mencapai persen ekstraksi maksimum.
Serangkaian eksperimen dilakukan untuk mengoptimalkan persentase ekstraksi
logam dari limbah baterai lithium manganese oxide (LMO) dengan meneliti
pengaruh persentase padatan dan komposisi medium. Baterai yang digunakan
diolah melalui proses discharging, drying, shredding, choppering, dan sieving,
sehingga menghasilkan blackmass berukuran -200# (74 ?m). Preparasi lima jenis
bakteri melibatkan kultivasi dan adaptasi selama 3 hari dalam medium yang
mengandung 0,3 g/L (NH4)2SO4, 0,5 g/L K2HPO4, 0,5 g/L MgSO4.7H2O, 0,1 g/L
KCl, 6,5 g/L FeSO4.7H2O, 4 g/L glukosa, dan 5 g/L Na2S2O3.5H2O. Proses
bioleaching dilaksanakan pada suhu ruang (sekitar 25°C) dengan pH medium diatur
pada 2 pada awal eksperimen dan menggunakan 10% (v/v) inokulum bakteri yang
telah diadaptasi, diinkubasi dalam rotary shaker dengan kecepatan 183 rpm selama
10 hari. Eksperimen ini menguji variasi komposisi medium (sulfur + molase, pirit
+ molase, dan campuran antara sulfur + pirit + molase) dan persen padatan (5%,
10%, dan 20%). Persen ekstraksi logam sebagai fungsi waktu untuk berbagai
kondisi bioleaching ditentukan secara periodik menggunakan analisis
spektrofotometri serapan atom (AAS).
Percobaan bioleaching menggunakan bakteri Bacillus zanthoxyli strain SKC/VA-2
dipilih berdasarkan hasil adaptasi yang menunjukkan persen ekstraksi rata-rata
logam Li dan Mn yang tertinggi. Ditemukan bahwa peningkatan persen padatan
menyebabkan kenaikan konsentrasi logam, membuat lingkungan menjadi lebih
toksik terhadap bakteri, sehingga mengurangi persen ekstraksi. Persen padatan
sebesar 5% menghasilkan persen ekstraksi rata-rata tertinggi, yaitu 53,43% untuk
Li, 29,25% untuk Mn, dan 0,46% untuk Fe. Penambahan nutrisi seperti pirit, sulfur,
dan molase terbukti dapat meningkatkan efisiensi bioleaching dengan mempercepat
metabolisme bakteri dalam memproduksi asam sulfat dan membentuk biosurfaktan.
Komposisi medium yang mengandung sulfur dan molase menghasilkan persen
ekstraksi rata-rata tertinggi yaitu 50,12% untuk Li, 25,95% untuk Mn, dan 0,74%
untuk Fe. Berdasarkan hasil percobaan, parameter proses bioleaching terbaik
dicapai pada persen padatan 5% dengan komposisi medium sulfur dan molase.