digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muh. Qodri Alfairus
PUBLIC Dwi Ary Fuziastuti

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh satu dari empat virus dengue berbeda dan ditularkan melalui nyamuk terutama Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang ditemukan di daerah tropis dan subtropik. Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Seiring dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk, jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya semakin bertambah Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan iklim dan rendahnya kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan. Hal tersebut dapat diantisipasi dengan cara memodelkan kasus dengan model Autorgressive Distributed Lag (ADL) serta melakukan prediksi untuk masing-masing wilayah guna memetakan Risiko tersebut kedalam kelompok risiko relatif dengan menggunakan Model Conditionally Autoregressive (CAR) Localised. Pada pembahasan ini, Model ADL dan CAR digunakan untuk melihat sejauh mana risiko kasus DBD tersebut dapat terbentuk dan dapat mengantisipai lokasi paling berisiko terlebih dahulu. Penelitian ini fokus untuk meneliti kasus DBD yang berada di Kota Semarang pada tahun 2016 s.d 2021. Metodologi yang dilakukan dimulai dari pengecekan stasioneritas dengan melihat nilai ????????????????????????? sudah lebih kecil dari alpha yaitu 0,05. Tahap kedua, menentukan model yang sesuai dengan melihat uji kointegritas dan juga memeriksa model terbaik dari ADL yang sesuai. Tahap ketiga dilakukan pemodelan ADL yang telah sesuai dengan model terbaik ADL (1,12) dengan ????2=68% serta melakukan prediksi untuk masing-masing kecamatan di Kota Semarang. Tahap Selanjutnya menentukan nilai Indeks Moran untuk melihat apakah terjadi otokorelasi atau tidak. Selanjutnya dilakukan pemodelan CAR terbaik yang digunakan untuk memetakan risiko berdasarkan kelompok yang terpilih. Dalam hal ini kelompok dideroleh Dua kluster dengan nilai WAIC sebesar 108,43. Hasil tersebut menghasilkan bahwa lokasi paling berisiko terbagi atas dua yaitu: Kelompok 1 dengan kategori nilai risiko relatif kasus DBD yang rendah adalah Kecamatan Mijen, Semarang Barat, Gajah Mungkur, Candisari, Semarang Selatan, Semarang Tengah, Semarang Timur, Gayamsari, Semarang Utara, Tugu. Kecamatan yang berada di kelompok 2 dengan kategori tinggi yaitu Kecamatan, Ngaliyan, Gunungpati, Banyumanik, Tembalang, Pedurungan, Genuk.