digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Naufal Rifqi Shani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER - NAUFAL RIFQI SHANI
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 - NAUFAL RIFQI SHANI
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 - NAUFAL RIFQI SHANI
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 - NAUFAL RIFQI SHANI
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 - NAUFAL RIFQI SHANI
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 - NAUFAL RIFQI SHANI
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA - NAUFAL RIFQI SHANI
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Soft robot adalah salah satu jenis robot yang memiliki badan dengan bahan dasar material lunak. Hal ini merupakan kelebihan yang dimiliki soft robot sehingga dapat diaplikasikan di banyak bidang. Penelitian ini mengacu kepada soft robot yang digunakan pada bidang medis, yaitu sebagai manipulator dalam proses intubasi endotrakeal. Intubasi dapat berbahaya jika dilakukan oleh tenaga medis yang belum ahli karena dapat menyebabkan komplikasi seperti esophageal perforation yang bahkan dapat mengancam nyawa. Pada penelitian sebelumnya, komponen cetakan dibuat di luar negeri dengan alat yang mahal dan tingkat keberhasilan pembuatan masih rendah yaitu di bawah 25%. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk memperbaiki metode manufaktur tersebut agar memiliki efektivitas yang tinggi dan dapat dibuat di Indonesia. Penelitian ini dimulai dengan tinjauan pustaka untuk mendapatkan informasi yang akan dijadikan sebagai landasan untuk rangkaian proses eksperimen. Hasil eksperimen akan diuji untuk melihat respon gerak soft robot yang akan dibandingkan dengan penelitian sebelumnya. Hasil penelitian ini adalah metode manufaktur yang dapat menghasilkan soft robot dengan tingkat keberhasilan yang tinggi. Berdasarkan 7 sampel, tingkat keberhasilan pembuatan badan utama sebesar 100% dan proses sealing sebesar 50%. Setiap soft robot memiliki pola yang sama, yaitu terdapat salah satu chamber yang lebih kaku maupun lebih lunak sehingga besar sudut yang dihasilkan berbeda dengan dua chamber lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh pola perpotongan benang winding terhadap posisi chamber. Selain itu, terdapat peningkatan efisiensi prosedur pembuatan yang berdampak pada kemudahan operasional maupun limbah yang dihasilkan.