Badak LNG merupakan kilang pencairan gas alam yang berlokasi di Bontang, Kalimantan Timur, yang telah beroperasi sejak tahun 1977 memproduksi LNG, LPG, dan kondensat hidrokarbon. Badak LNG telah menerapkan sistem manajemen energinya sendiri yang telah disertifikasi oleh ISO 50001. Sistem manajemen energi tersebut bertujuan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energi internal, pelestarian lingkungan, dan penghematan biaya.
Berdasarkan audit energi tahun 2021, ratio konsumsi bahan bakar gas terus meningkat dari tahun ke tahun terhadap gas umpan. Hal ini mengindikasikan adanya pemanfaatan energi internal yang tidak efisien, ditunjukkan oleh konsumsi bahan bakar gas yang berlebihan. Konsumsi bahan bakar gas pada tahun 2021 adalah sekitar 13,3%, yang merupakan konsumsi tertinggi sejak tahun 2006.
Badak LNG menargetkan untuk menurunkan konsumsi bahan bakar gas menjadi sekitar 13,1%, untuk mengurangi kehilangan gas, sehingga dapat meningkatkan produksi LNG. Evaluasi dilakukan untuk mengidentifikasi akar penyebab masalah ini dan solusi yang sesuai. Akar penyebab masalah dievaluasi dengan melakukan Focus Group Discussion (FGD) di antara para subject matter expert (SME), dengan menggunakan metode current reality tree. Setelah mengidentifikasi akar permasalahan, tindakan selanjutnya adalah melakukan penilaian dengan menggunakan proses analytical hierarchy process (AHP) untuk mengidentifikasi solusi yang sesuai. Pada tahap ini, kolaborasi dengan SME sangat penting untuk mendapatkan masukan guna mendapatkan solusi yang paling memberikan manfaat paling optimal untuk semua atribut/kriteria yang dinilai.
Akar penyebab masalah berasal dari tiga subyek yaitu: komposisi MCR (multi component refrigerant) yang sudah tidak sesuai, pengoperasian regenerator dan kompresor refrijeran secara manual, dan sirkulasi larutan amina yang tidak efisien. Kemudian, penilaian dilakukan untuk menemukan lima solusi yang paling relevan untuk menghilangkan akar penyebab masalah. Solusi yang ditawarkan mencakup beberapa area berikut: proses automasi, perbaikan parameter proses, dan optimasi sirkulasi larutan amina. Selanjutnya dilakukan AHP dengan menilai opsi-opsi tersebut terhadap beberapa atribut/kriteria pertimbangan. Penilaian AHP akhirnya menyimpulkan tiga solusi terbaik untuk diimplementasikan, yaitu: otomatisasi pengendalian surge pada kompresor refrigeran untuk menghemat kebutuhan uap penggerak, implementasi pengendaluan auto-cascade untuk uap ke regenerator Plant-1 untuk menghemat kebutuhan uap, dan studi untuk mengidentifikasi komposisi MCR baru yang optimal untuk menghemat kebutuhan energi kompresor. Proyek-proyek ini akan dilaksanakan antara durasi 1-3 tahun.