digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian ini mengkaji secara lebih detil perilaku mengembang pada batulempung Formasi Subang di Desa Cisampih, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Pengamatan lapangan dilakukan untuk memahami proses-proses yang terjadi akibat perilaku mengembang pada batulempung tersebut dan dampakdampaknya. Sementara itu, pengujian laboratorium dilakukan untuk mengetahui komposisi mineral, sifat-sifat fisik, regangan mengembang (swelling strain), dan kuat geser (shear strength) batuan tersebut. Hasil analisis XRD dan SEM memperlihatkan bahwa hampir pada semua contoh batulempung dan tanah pelapukannya tersusun atas plagioklas, kuarsa, montmorilonit, Ilit dan Kaolinit, dengan jumlah kehadiran yang berbeda-beda. Porositas dan kadar air cenderung lebih tinggi pada tanah pelapukan dibandingkan batuan segarnya, sedangkan berat isi cenderung lebih rendah. Hasil analisis batasbatas Atterberg memperlihatkan bahwa semua contoh termasuk dalam kategori CH (clay high plasticity). Semakin dangkal (< 3 m) dan lapuk contoh yg diuji, perubahan volume (vol ?) semakin kecil (< 4 %). Rasio yang cukup signifikan mempengaruhi besarnya regangan mengembang adalah rasio (montmorilonit + ilit)/kaolinit, dan rasio mineral lempung/non lempung, selain itu juga jumlah montmorilonit + ilit. Regangan mengembang terbesar pada seluruh contoh terbentuk pada arah vertikal, dan pada arah horizontal cenderung lebih kecil, sehingga dapat disimpulkan bahwa regangan mengembang batulempung tersebut bersifat anisotrop. Perubahan volume terbesar terlihat pada contoh 6 (15,28 %) disusul oleh contoh 5 (8,23 %), 4 (7,54 %), 3 (3,5 %), 2 (2,49 %) dan 1 (1,52 %). Hasil uji kuat geser langsung sangat jelas memperlihatkan bahwa semakin terjadi penurunan yang sangat signifikan akibat terjadinya regangan mengembang. Secara umum penurunan kuat geser akibat perubahan regangan mengembang berkisar antara 45 % - 57 %.