Animasi Jepang atau anime telah terbukti dari beberapa penelitian, sebagai media
yang efektif dalam menunjukkan representasi kehidupan sosial serta kebudayaan
baik tradisional maupun kontemporer. Attack On Titan merupakan anime adaptasi
dari manga karya dari Hajime Isayama yang ditayangkan perdana pada tahun 2013.
Anime Attack On Titan menampilkan berbagai referensi terhadap isu sosiokltural
seperti referensi terhadap persitiwa historikal, isu-isu mengenai ras, etnis, kasta
sosial, serta referensi terhadap adat istiadat dan norma di masyarakat. hal inilah
yang menciptakan argumen sengit dan pertanyaan mengenai makna dari
visusalisasi tema yang Hajime Isayama angkat serta kaitannya dengan politik
sosiokultural di Jepang. Maka dari itu, penelitian ini akan melakukan pendekatan
terhadap visualisasi dari elemen sosiokultural yang ada di anime ini serta kaitannya
dalam representasi terhadap kondisi atau isu sosiokultur yang ada di Jepang.
Penelitian ini menggunakan metode analisis isi menggunakan model Mayring’s
Step Model of Inductive Category Development. Hal ini didasari oleh sifat dari
penelitian yang akan menguraikan satu persatu episode dari Attack On Titan dan
melihat seacara mendetail kode-kode sosiokultur yang muncul pada anime tersebut
yang pada akhirnya akan dirumuskan untuk membentuk kategori tema sosiokultural
dalam bentuk yang lebih umum. Teori acuan yang digunakan dalam
mengidentifikasi elemen sosiokultural adalah Teori Sosiokultural Vygotsky serta
Teori Persepsi Visual Gestalt. Analisis dilakukan dalam dua tahapan; Pertama
dilakukan analisis isi untuk mengidentifikasi elemen sosiokultural serta frekuensi
kemunculannya. Kedua, dilakukan evaluasi makna representasi pada tema utama
yang telah dirumuskan. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa anime Attack On
Titan menggunakan simbolisme dan mitologi dalam merepresentasikan isu-isu
sosiokultur yang terdapat di dunia nyata. Kondisi sosial dan kebudayaan Jepang
ditampilkan melalui kepribadian dan perilaku karakter-karakter yang ada pada
anime tersebut sehingga berkontribusi pada plot dan tema cerita yang menggungah
pemikiran penonton.