COVER Dwi Ajeng Permata Dewi
Terbatas  Neneng
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Neneng
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Dwi Ajeng Permata Dewi
Terbatas  Neneng
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Neneng
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Dwi Ajeng Permata Dewi
Terbatas  Neneng
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Neneng
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Dwi Ajeng Permata Dewi
Terbatas  Neneng
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Neneng
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Dwi Ajeng Permata Dewi
Terbatas  Neneng
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Neneng
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Dwi Ajeng Permata Dewi
Terbatas  Neneng
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Neneng
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Dwi Ajeng Permata Dewi
Terbatas  Neneng
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Neneng
» Gedung UPT Perpustakaan
Zinc oxide merupakan salah satu jenis nanopartikel berbasis logam oksida yang
banyak menarik perhatian untuk dikembangkan dalam berbagai bidang karena
memiliki sifat struktural dan optikal yang unik, stabilitas yang baik serta bersifat
non-toksik. Terdapat berbagai metode untuk menyintesis nanopartikel zinc oxide
(ZnO NP), metode yang telah umum digunakan ialah metode fisika dan kimia.
Namun, kedua metode tersebut dinilai kurang ramah terhadap lingkungan karena
umumnya memerlukan tekanan dan energi yang tinggi serta bahan kimia yang
mungkin bersifat toksik selama tahapan pemrosesannya. Sebagai alternatif,
dikembangkan metode sintesis nanopartikel secara biologi dengan memanfaatkan
biomolekul yang dihasilkan oleh organisme seperti mikroorganisme, ekstrak
tumbuhan dan produk alam untuk menghasilkan nanopartikel. Kelebihan dari
metode ini ialah biaya produksi yang relatif murah, cepat, sederhana serta lebih
ramah terhadap lingkungan. Propolis diketahui mengandung berbagai komponen
bioaktif seperti senyawa-senyawa fitokimia dan protein yang dapat dimanfaatkan
sebagai agen pereduksi dan penstabilisasi pada proses sintesis nanopartikel logam.
Penelitian ini bertujuan untuk menyintesis ZnO NP dengan metode biologi
menggunakan ekstrak metanol propolis dan mengetahui kemampuan nanopartikel
yang dihasilkan sebagai antioksidan. Komposisi bioaktif yang terkandung dalam
ekstrak propolis diidentifikasi menggunakan uji fitokimia kualitiatif dan LCMSMS/
MS. Pro-ZnO NP yang terbentuk dikarakterisasi ukuran, morfologi, muatan
permukaan serta struktur kristalinnya dengan menggunakan TEM (Transmission
Electron Microscopy), zetasizer dan XRD (X-ray diffraction). Keberadaan Pro-ZnO
NP dikonfirmasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis serta kemungkinan gugus
yang terlibat dalam pembentukan Pro-ZnO NP diidentifikasi menggunakan FTIR
(Fourier Transform Infrared). Kemampuan Pro-ZnO NP sebagai senyawa
antioksidan diketahui melalui uji scavenging DPPH (2,2-diphenyl-1-
picrylhydrazyl). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa nanopartikel yang
terbentuk memiliki ukuran 30-50 nm, berbentuk heksagonal dengan muatan
permukaan sebesar -60.6 ± 0.78 mV. Spektra XRD yang dihasilkan menunjukkan
struktur kristalin dari nanopartikel yang disintesis dengan morfologi berupa
heksagonal wurtzite dan rerata ukuran sebesar 30.04±5.53 nm. Hasil spektrum UVVis
menunjukkan nanopartikel yang terbentuk memiliki puncak serapan pada
panjang gelombang 341 nm yang merupakan karakteristik dari ZnO NP. Spektrum
FTIR yang dihasilkan dapat menggambarkan keberadaan gugus fungsi yang
ii
mungkin terlibat dalam pembentukan Pro-ZnO NP. Berdasarkan uji scavenging
DPPH diketahui bahwa NP yang disintesis memiliki aktivitas antioksidan sebesar
70.76% pada konsentrasi 100 mg/ml dengan nilai IC50 yaitu 42.49 mg/ml. Dari
penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa ZnO NP berhasil disintesis
menggunakan ekstrak propolis melalui metode biologi dan nanopartikel yang
dihasilkan memiliki kemampuan sebagai antioksidan.