Abstrak Patrick Bennett Dominic 22021024.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Cover Patrick Bennett Dominic 22021024.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Bab 1 Patrick Bennett Dominic 22021024.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Bab 2 Patrick Bennett Dominic 22021024.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Bab 3 Patrick Bennett Dominic 22021024.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Bab 4 Patrick Bennett Dominic 22021024.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Bab 5 Patrick Bennett Dominic 22021024.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Bab 6 Patrick Bennett Dominic 22021024.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Daftar Pustaka Patrick Bennett Dominic 22021024.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Lampiran Patrick Bennett Dominic 22021024.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi
Lapangan Handil merupakan salah satu lapangan penghasil minyak dan gas bumi
yang terletak di Delta Mahakam, Cekungan Kutai, Kalimantan Timur. Lapangan
ini telah berproduksi sejak tahun 1975. Pengeboran untuk pengembangan lapangan
dilakukan secara intensif untuk mengoptimisasi produksi. Permasalahan utama
yang sering muncul pada operasi pengeboran adalah terkait dengan kestabilan
sumur bor yaitu runtuhnya dinding sumur.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model geomekanika satu
dimensi. Data yang digunakan yaitu data uji tekanan formasi, data uji rekah
hidraulik, data log sumur dan laporan pengeboran, serta data uji kuat tekan inti
batuan. Analisis geomekanika dilakukan dengan menentukan parameter elastisitas
dan kekuatan batuan, tekanan pori, dan arah serta besaran ketiga tegasan in situ,
yaitu tegasan vertikal (Sv), tegasan horizontal minimum (Shmin), dan tegasan
horizontal maksimum (SHmaks).
Berdasarkan model geomekanika satu dimensi yang telah disusun pada kelima
sumur yang akan dibor (H-NA-100, H-NA-103, H-NA-295, H-NA-302, dan H-NA108), rezim tegasan in situ yang bekerja pada Lapangan Handil adalah rezim sesar
normal (Sv > SHmaks > Shmin). Orientasi SHmaks adalah berarah barat laut - tenggara.
Analisis kestabilan sumur bor dilakukan dengan menggunakan kriteria kegagalan
Mohr-Coulomb dan menghasilkan Shear Failure Gradient (SFG) sebagai batas
minimum dalam menentukan berat lumpur pengeboran, sedangkan batas
maksimum tekanan lumpur adalah Fracture Gradient (FG). Kestabilan sumur dapat
ditingkatkan dengan menggunakan berat lumpur 1,14 - 1,31 SG (Specific Gravity)
pada zona tekanan normal hidrostatik, kemudian menaikkan berat lumpur menjadi
1,26 - 1,67 SG pada zona tekanan luap. Selain itu, kestabilan sumur bor dapat
dioptimalkan dengan menentukan arah lintasan sumur sejajar dengan orientasi
Shmin, yaitu berarah timur laut - barat daya karena membutuhkan berat lumpur yang
lebih rendah daripada ke arah lainnya. Faktor yang paling berpengaruh dalam
menjaga kestabilan sumur bor di Lapangan Handil adalah besaran tegasan in situ.