digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Daniel Andrian
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Pemerintah telah menetapkan kebijakan untuk meningkatkan eksploitasi migas hingga tahun 2050. Untuk menunjang kebijakan tersebut, sistem pipa bawah laut dapat digunakan sebagai sarana transportasi fluida yang efektif dan efisien. Analisis metocean perlu dilakukan sebelum merancang pipa bawah laut karena lingkungan laut yang dinamis dan ekstrem dapat secara signifikan mempengaruhi performa serta integritas pipa. Hasil dari analisis metocean adalah segmentasi rute pipa sesuai dengan parameter lingkungannya. Proses desain dan analisis kemudian dilakukan untuk setiap segmen pipa dengan analisis tebal dinding pipa menggunakan standar DNVGL-ST-F101 yang kemudian digunakan standar API 5L untuk menentukan ketersediaan ukuran tebal dinding pipa, desain tebal lapisan beton pipa menggunakan standar DNVGL-RP-F109, analisis instalasi berdasarkan pemodelan menggunakan OFFPIPE, analisis panjang bentang bebas maksimum menggunakan standar DNVGL-RP-F105, serta analisis tambahan sistem proteksi katodik pipa bawah laut yang mengacu pada standar DNVGL-RP-F103. Pada studi ini, akan dilakukan proses desain dan analisis pipa bawah laut di Laut Jawa. Didapatkan hasil tebal dinding pipa sebesar 12.7 mm untuk sepanjang segmen pipa, serta tebal lapisan beton sepanjang segmen pipa sebesar 40 mm dengan kedalaman trenching 162 mm. Analisis instalasi dilakukan dengan laybarge HAFAR-NEPTUNE dengan konfigurasi optimum pada sudut trim 1.5º dan sudut hitch -3º. Kemudian, panjang bentang bebas yang diizinkan adalah sebesar 12.1 m untuk segmen-2 dan sebesar 13.3 m untuk segmen-3. Terakhir, berdasarkan analisis proteksi katodik didapatkan jumlah anoda yang dibutuhkan untuk sepanjang segmen sebanyak sebanyak 204 buah dan berat total anoda sebesar 13.36 ton. Distribusi anoda atau jarak anoda untuk setiap segmen dipasang setiap 19 pipe joint length atau 285.133 meter.