2023 TS PP Jasmine Raihana [29021049] - Full Text.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Wiwik Istiyarini
E-commerce telah merubah perilaku berbelanja konsumen. Selain karena
banyaknya pilihan produk yang tersedia, e-commerce pun dinilai memberikan
pengalaman berbelanja yang lebih praktis bagi konsumen. Perkembangan industry
e-commerce pun dipercepat oleh adanya pandemic COVID-19 yang membatasi
akses konsumen untuk berbelanja langsung ke toko. Meskipun pandemic telah usai,
e-commerce kini telah menjadi bagian penting dalam perilaku berbelanja
konsumen yang akan tetap menggunakan e-commerce untuk memenuhi kebutuhan
hariannya. Akan tetapi, tren penggunaan e-commerce memiliki isu tersendiri.
Kegiatan belanja daring, seperti yang dilakukan pada e-commerce, menghasilkan
lebih banyak sampah dibandingkan aktivitas belanja secara langsung di toko.
Sampah ini kebanyakan berasal dari kemasan yang digunakan, seperti bubble
wrap, plastic, kertas, dan kardus. Mayoritas dari sampah kemasan ini masih
dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Dengan banyaknya kemasan yang
dihasilkan, ditambah dengan intensitas belanja konsumen yang tinggi, aktivitas
berbelanja daring di e-commerce memiliki kontribusi besar dalam menambah
masalah sampah di lingkungan. Jika tidak diselesaikan dengan baik, sampah
kemasan e-commerce ini dapat menjadi masalah serius bagi keberlangsungan
lingkungan.
Kebaruan riset ini terletak pada kemampuannya untuk membahas isu pengelolaan
sampah kemasan e-commerce pada level konsumen. Meskipun sudah ada
penelitian terdahulu yang membahas tentang pengelolaan sampah, seperti daur
ulang dan pemilahan sampah, keunikan dari sampah kemasan e-commerce perlu
dikaji secara spesifik. Kontribusi konsumen dalam isu ini dinilai vital karena
konsumen adalah pihak yang harus mengelola kemasan paket yang mereka
dapatkan ketika menerima produk. Penelitian ini menitikberatkan kepada konsep
3R (reduce, reuse, recycle) sebagai bentuk dari pengelolaan sampah yang
bertanggung jawab terhadap lingkungan. Kami berasumsi bahwa perilaku ini
bergantung pada kesadaran diri yang dimiliki oleh konsumen. Oleh karena itu,
berdasar pada Teori Aktivasi Norma (Norm Activation Model / NAM), penelitian
ini ditujukan untuk menguji factor-faktor yang mendasari perialaku 3R yang
dilakukan oleh konsumen. Penelitian ini membahas tentang pembentukan norma
pribadi yang didasari oleh kesadaran akan konsekuensi, pembentukan tanggung
jawab, informasi, dan norma sosial. Selain itu, norma pribadi, norma sosial,