Seiring bertambahnya umur jembatan, terdapat perubahan baik dari demand beban
pada jembatan maupun kapasitas jembatan dalam menahan beban, hal ini tentunya
perlu dijadikan perhatian. Indonesia sendiri memiliki banyak jembatan eksisting
yang telah lama berdiri, salah satunya Jembatan Talumolo 2 di Gorontalo. Dalam
penelitian ini, penulis bermaksud melakukan pemeriksaan kondisi Jembatan
Talumolo 2 dan mengevaluasi kapasitas serta kinerja struktur jembatan tersebut.
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pemodelan FEM struktur jembatan
Talumolo 2 menggunakan software MIDAS Civil 2022 dengan terlebih dahulu
melakukan construction stage analysis dan model updating agar kondisi eksisting
struktur tergambar dengan baik, hasil pemodelan dikalibrasi dengan hasil
pemeriksaan geometrik lapangan, uji beban statis dan uji beban dinamis yang telah
dilakukan sebelumnya. Pemodelan FEM yang terkalibrasi tersebut dipakai untuk
melakukan penilaian kapasitas jembatan Talumolo 2 terhadap pembebanan pada
kondisi batas layan dan ultimit berdasarkan beban desain yang berlaku
menggunakan metode Load & Resistance Factor Rating (LRFR) sesuai dokumen
AASHTO: The Manual For Bridge Evaluation. Hasil penilaian kapasitas yang ada
berupa nilai lendutan jembatan terhadap beban kendaraan dimana terjadi lendutan
sebesar 27.7 mm dari persyaratan yang ada sebesar 102.2mm, tegangan dengan
rating factor terkritis berupa tegangan tarik yang terjadi pada elemen hanger
sebesar 1.560, dan untuk kapasitas ultimit dengan rating factor terkritis berupa
kapasitas lentur yang terjadi pada elemen cross girder dimana besarannya 0.761
untuk level design inventory dan 0.986 untuk level design operating.
Selanjutnya, pada penelitian ini dilakukan juga analisis performa struktur jembatan
terhadap beban seismik dengan menggunakan metode Non Linier Time History
Analysis (NLTHA). NLTHA dilakukan menggunakan tujuh rekaman gerakan tanah
(ground motion) yang mewakili gerakan tanah pada lokasi struktur jembatan yang
dikaji. Ground motion yang digunakan berupa 3 set dengan mekanisme shallow
crustal, 2 set dengan mekanisme megathrust dan 2 set dengan mekanisme benioff.
Khusus untuk ground motion dengan mekanisme shallow crustal, ground motion
yang ada perlu memiliki karakteristik near-fault, yaitu memiliki tipe pulse-like,
dimana penggunaan ground motion dengan karakteristik ini terbukti memiliki efek
signifikan terhadap respon struktur, hal ini terlihat dengan terjadinya yield pertama
pada sendi plastis dan gaya base shear terbesar terjadi pada time-step dimana
terdapat karakteristik pulse. Berdasarkan hasil NLTHA, dengan kondisi eksisting
yang ada dapat diketahui level kinerja (performance level) sesuai batasan dari
NCHRP Research Report 949 yaitu masuk pada level Fully Operational baik pada
Upper Hazard Level maupun Lower Hazard Level. Dalam pemeriksaan respon
struktur jembatan terhadap beban seismik ini didapatkan juga permasalahan kondisi
eksisting struktur Jembatan Talumolo 2 yang yang mengalami kerusakan expansion
joint dapat mempengaruhi respon struktur atas apabila menahan beban seismik.
Perletakan HDRB pada struktur juga diketahui tidak memiliki spacing yang cukup
saat menerima beban seismik rencana sesuai dengan peraturan pembebanan gempa
terbaru.
Dari kerusakan dan kekurangan yang ada, dilakukan studi terkait perencanaan
retrofit yang dapat diusulkan untuk dilakukan pada struktur jembatan agar dapat
meningkatkan kapasitas dan kinerja jembatan terhadap pembebanan yang berlaku,
antara lain perkuatan lentur pada elemen cross girder menggunakan FRP Jacketing,
pergantian expansion joint dengan sistem seismic expansion joint dan mencegah
terjadinya pounding. Pencegahan pounding tersebut dapat dilakukan dengan
mengeliminasi bagian elemen struktur pierhead atau mengganti sistem isolasi
HDRB dengan yang dapat membatasi displacement sesuai ketersediaan ruang gerak
yang ada. Dari hasil studi parametrik yang dilakukan juga diketahui bahwa
peningkatan besaran damping ratio pada HDRB lebih efektif dalam membatasi
displacement yang terjadi dikarenakan tidak terjadi peningkatan gaya dalam pada
struktur atas seperti apabila dilakukan peningkatan kekakuan efektif.