BAB 1 - AGUS DWIYANTO
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 - AGUS DWIYANTO
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 - AGUS DWIYANTO
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 - AGUS DWIYANTO
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 - AGUS DWIYANTO
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Mesin perkakas yang digunakan di Indonesia sebagian besar masih mengandalkan produk impor, karena keterbatasan industri mesin perkakas nasional. Kondisi ini mendorong Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB, bekerja sama dengan Pemerintah Republik Korea Selatan dalam pembentukan Pusat Pengembangan Teknologi Industri Mesin Perkakas (PPTI-MP) atau Machine Tools Industry Development Centre (MTIDC). Salah satu tugas PPTI-MP ini adalah pembuatan mesin perkakas bubut manual, yang dalam proses manufakturnya memerlukan proses milling, grinding dan surface treatment yang dilakukan pada mesin terpisah, sehingga diperlukan proses penggantian setup. Pada penelitian ini dilakukan perancangan struktur hybrid machine tool yang ditujukan agar proses milling dan grinding dan surface treatment bed mesin bubut manual dapat dilakukan dalam satu mesin sehingga deformasi akibat pemindahan setup dapat diminimalkan serta waktu produksi dapat dikurangi. Desain awal struktur yang diperoleh dari studi literatur kemudian dibuat model 3D-nya dengan software CAD dan dianalisis kekakuan statik serta dinamiknya menggunakan software CAE. Nilai deformasi dari hasil analisis statik dibandingkan dengan standar kesejajaran cross rail terhadap table dan jika nilainya belum sesuai dengan standar maka desainnya diperbaiki dengan penambahan rusuk (rib) penguat pada bagian kritis. Selanjutnya dilakukan analisis dinamik untuk mengetahui frekuensi pribadinya sehingga resonansi dapat dihindari saat dioperasikan. Hasil analisis statik menujukkan bahwa deformasi yang terjadi adalah 0,018 mm, dan nilai ini memenuhi standar ISO 4703:2001. Analisis dinamik menunjukkan frekuensi pribadi pertama adalah 28,552 Hz yang setara dengan 1713 rpm, berada di dalam daerah operasi mesin. Oleh karena itu kecepatan spindel tersebut harus dihindari, agar tidak terjadi resonansi.