digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Nadhif Ashhabul Kahfi.pdf
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan

Pada dasarnya data geofisika yang didapat dari proses akuisisi terdiri dari nilai lokasi titik ukur berupa koordinat serta hasil pengukuran berupa nilai percepatan gravitasi (mGal) sebagai atribut dalam proses interpolasi, sehingga data geofisika bersifat data spasial. Tujuan pada penelitian ini adalah melakukan evaluasi dari metode interpolasi spasial yang paling umum digunakan yaitu Ordinary Kriging sebagai metode interpolasi stochastic dengan menganalisa penggunaan parameter estimasi dan pemodelan variogram dan Inverse Distance Weighted (IDW) sebagai metode interpolasi deterministic dengan menganalisa penggunaan parameter Radius dan power dalam menghasilkan Anomali CBA yang akan dipisah melalui metode moving average. Proses evaluasi akan didasari dari hasil pengamatan secara kuantitatif melalui nilai prediction error, koefisien korelasi dan determinasi terbaik yang dihasilkan pada proses cross validation serta evaluasi secara kualitatif berdasarkan hasil interpolasi berdasarkan pemilihan parameter yang digunakan secara bervariasi. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah hasil pengukuran dari kegiatan Kuliah Lapangan Teknik Geofisika ITB di wilayah Karangsambung, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah pada tanggal 31 Juli – 3 Agustus tahun 2019. Hasil interpolasi spasial secara kuantitatif dalam mengestimasi peta Anomali CBA oleh metode IDW menunjukkan bahwa penggunaan parameter radius terbaik adalah sebesar 600 meter dan power terbaik sebesar 3, sedangkan dengan menggunakan metode Ordinary Kriging menunjukkan bahwa parameter model variogram terbaik dibuktikan melalui penggunaan model Gaussian dengan lag maksimum 600 (sill: 280, range: 15, nugget effect: 2.5, error variance: 2.5), lag tolerance 0, angle tolerance 90° dan interval antar lag sebesar 30, dengan nilai hasil error prediction masing-masing metode sebesar 1.10 dan 1.26 (MAE), 3.95 dan 5.06 (MSE), 1.99 dan 2.25 (RMSE) serta 1.99 dan 2.25 (STDV) serta nilai koefisien korelasi dan koefisien determinasi terhadap nilai estimasi masing-masing metode sebesar 0.87 dan 0.87 untuk metode Ordinary Kriging sedangkan pada metode IDW sebesar 0.87 dan 0.77. Kemudian secara kualitatif dapat dilihat pada hasil interpolasi Anomali CBA dari parameter yang sudah digunakan dan dihasilkan Anomali Residual menunjukkan bahwa interpolasi dengan menggunakan metode Ordinary Kriging tidak memberikan dampak yang signifikan pada bentuk dan posisi body anomali gaya berat dari berbagai model variogram. Sedangkan metode IDW, terdapat pada power 1 yang memberikan dampak yang cukup beda dibandingkan dengan nilai power yang lain dari bentuk body dan posisi anomali gaya Berat tersebut, sehingga kedua metode interpolasi untuk data gaya berat menghasilkan jenis metode interpolasi secara deterministik karena memberikan probabilistic yang cukup minimal.