digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Bhakti Gunawan Jatnika
PUBLIC Irwan Sofiyan

Material stainless steel jenis 316L sering digunakan dalam aplikasi kelautan karena ketahanan korosinya yang baik. Namun, ketika terpapar lingkungan laut yang korosif, lapisan oksida pelindung yang terbentuk pada permukaan stainless steel dapat mengalami pengikisan material, menyebabkan kerentanan terhadap serangan korosi terlokalisasi dan erosi. Diantara usaha untuk melindungi stainless steel dari oksidasi adalah melalui proses pelapisan thermal spray, seperti proses HVOF (High Velocity Oxy-Fuel). Pada penelitian ini dilakukan proses pelapisan stainless steel 316L dengan metode HVOF yang dilakukan dengan variasi komposisi serbuk berbasis nikel (NiAl, NiCrAlY) dan cermet (Cr3C2-NiCr). Fokus diberikan pada evaluasi ketahanan korosi serta erosi pada lapisan berbasis nikel (NiAl, NiCrAlY) dan cermet (Cr3C2-NiCr) dengan menggunakan metode pelapisan HVOF coating pada stainless steel 316L dalam aplikasi kelautan. Serbuk berbasis nikel biasanya digunakan sebagai bond coat dan top coat pada lapisan keramik atau cermet, tetapi ketahanan korosinya tidak optimal. Sebagai solusi, serbuk kromium karbida (Cr3C2-NiCr) dicampurkan ke dalam serbuk berbasis nikel untuk meningkatkan ketahanan korosi. Dilakukan pencampuran serbuk Cr3C2-NiCr ke dalam serbuk berbasis nikel dengan komposisi serbuk 60 dan 80%. Pada komposisi 60%, ditambahkan variabel dengan ukuran serbuk yang lebih kecil (mesh 400). Setelah pelapisan, dilakukan proses post-heat treatment dengan temperatur 650 °C selama 2 jam. Pengujian ketahanan erosi dan korosi air laut (3,5% NaCl) dilakukan menggunakan pengujian solid particle erosion dan potentiodynamic polarization. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan lapisan Cr3C2-NiCr meningkatkan ketahanan korosi dan erosi lapisan NiAl. Hal ini karena lapisan yang Cr3C2 membentuk lapisan pasif yaitu Cr2O3. Pencampuran serbuk dengan ukuran lebih kecil menunjukkan ketahanan korosi yang baik, dikaitkan dengan sedikitnya porositas pada lapisan. Proses post-heat treatment mempengaruhi ketebalan lapisan, meningkatkan nilai kekerasan, dan mengurangi laju erosi. Namun, ketahanan terhadap repeated impact menurun karena lapisan menjadi lebih getas setelah proses post-heat treatment.