Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung mengalami keterlambatan yang mengakibatkan
kenaikan biaya investasi dari perkiraan semula Rp 85 triliun (USD 5,66 miliar) menjadi
sekitar Rp 117 triliun (USD 7,46 miliar) pada tahun 2023. Tujuan penelitian ini untuk
menganalisis dampak kenaikan biaya investasi terhadap kelayakan finansial proyek
Kereta Cepat Jakarta-Bandung serta bagaimana evaluasi finansial proyek Kereta Cepat
Jakarta-Bandung agar layak secara finansial. Penelitian ini menggunakan parameter
NPV dan IRR dengan 5 skenario dimana skenario 1 menggunakan data biaya investasi,
biaya operasional, biaya maintenance, jumlah penumpang dan biaya tarif berdasarkan
kajian KCIC, sedangkan untuk skenario 2,3,4 dan 5 menggunakan data biaya investasi,
biaya operasional, biaya maintenance, biaya tarif, berdasarkan kondisi eksisting
sekarang, jumlah penumpang menggunakan 3 skenario optimis, moderate, pesimis,
dan analisis sensitivitas. Hasil analisis finansial berdasarkan kajian KCIC memiliki
nilai IRR sebesar 13.27% > MARR (12.89%) dan nilai NPV bernilai positif sebesar
Rp1,021,139 (miliar). Setelah terjadi keterlambatan proyek dan kenaikan biaya maka
nilai IRR menjadi 11.13% < MARR dan NPV menjadi -Rp5,041,876 (miliar ).Nilai
IRR dan NPVP dengan kondisi eksisting dilakukan analisis dengan menggunakan 3
skenario jumlah penumpang yaitu skenario optimis didapatkan nilai IRR sebesar
12.80% < MARR nilai NPV bernilai negatif sebesar -Rp4,335 (miliar), skenario
moderate nilai IRR sebesar 12.66%