digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung mengalami keterlambatan yang mengakibatkan kenaikan biaya investasi dari perkiraan semula Rp 85 triliun (USD 5,66 miliar) menjadi sekitar Rp 117 triliun (USD 7,46 miliar) pada tahun 2023. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis dampak kenaikan biaya investasi terhadap kelayakan finansial proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung serta bagaimana evaluasi finansial proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung agar layak secara finansial. Penelitian ini menggunakan parameter NPV dan IRR dengan 5 skenario dimana skenario 1 menggunakan data biaya investasi, biaya operasional, biaya maintenance, jumlah penumpang dan biaya tarif berdasarkan kajian KCIC, sedangkan untuk skenario 2,3,4 dan 5 menggunakan data biaya investasi, biaya operasional, biaya maintenance, biaya tarif, berdasarkan kondisi eksisting sekarang, jumlah penumpang menggunakan 3 skenario optimis, moderate, pesimis, dan analisis sensitivitas. Hasil analisis finansial berdasarkan kajian KCIC memiliki nilai IRR sebesar 13.27% > MARR (12.89%) dan nilai NPV bernilai positif sebesar Rp1,021,139 (miliar). Setelah terjadi keterlambatan proyek dan kenaikan biaya maka nilai IRR menjadi 11.13% < MARR dan NPV menjadi -Rp5,041,876 (miliar ).Nilai IRR dan NPVP dengan kondisi eksisting dilakukan analisis dengan menggunakan 3 skenario jumlah penumpang yaitu skenario optimis didapatkan nilai IRR sebesar 12.80% < MARR nilai NPV bernilai negatif sebesar -Rp4,335 (miliar), skenario moderate nilai IRR sebesar 12.66%