Teknologi semakin berperan penting di dalam pendidikan, tidak terkecuali musik,
melalui inovasi aplikasi immersive yang dapat membantu belajar dan berlatih
kemampuan bermain. Salah satu alat musik yang populer digunakan untuk
berlatih adalah alat musik tuts seperti piano. Belajar piano tidak mudah serta
membutuhkan waktu yang lama, sehingga banyak pelajar drop out.
Berbagai penelitian VR (virtual reality) dan AR (augmented reality) telah
dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar serta keterampilan dan
pengetahuan dalam bermain alat musik tuts. Namun, aplikasi-aplikasi tersebut
menggunakan MIDI (Musical Instrument Digital Interface) untuk validasi nada.
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi implementasi mixed reality,
yang merupakan bagian dari AR, melalui kemampuan pemrosesan suara atau
tanpa menggunakan jalur MIDI, dan pendekatan game untuk meningkatkan
kemampuan dan motivasi pembelajaran piano. Penelitian ini menggunakan
perangkat HoloLens 2, metode FFT (Fast Fourier Transform), dan deteksi puncak
untuk mendeteksi nada dan membandingkan berbagai fungsi window untuk
menentukan yang paling akurat melalui tiga tahap pengujian. Faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi dianalisis menggunakan HMSAM (Hedonic-Motivation
System Adoption Model).
Hasilnya adalah bahwa fungsi window Blackman-Harris memiliki kinerja terbaik
dengan tingkat akurasi 97,28% saat diuji pada lagu-lagu kompleks. Selain itu, dari
31 pengguna yang diuji dan dievaluasi menggunakan HMSAM, terungkap bahwa
rasa penasaran dan kesenangan adalah faktor yang paling signifikan dalam
mempengaruhi penggunaan aplikasi tersebut. Tingkat efektivitas pembelajaran
dalam melatih dua tangan dikategorikan sebagai moderat dengan peningkatan
skor sebesar 31,28%. Meskipun penggunaan pemrosesan audio memiliki batasan,
penggunaannya masih dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk menjaga
motivasi pengguna dalam belajar piano.