digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pemanfaatan radiasi pengion saat ini banyak digunakan untuk keperluan diagnostik, terapi, dan intervensi non bedah. Penggunaan dosis rendah pada kondisi normal dapat menyebabkan efek yang merugikan kesehatan dalam jangka waktu panjang akibat paparan radiasi yang tidak hanya diterima pasien tetapi juga dokter, radiografer maupun perawat. Salah satu upaya pemantauan dosis radiasi terhadap pekerja adalah menghitung jumlah sel leukosit dan sel limfosit absolut pada darah karena sifatnya yang radiosensitif. Penelitian ini merupakan studi epidemiologi cross sectional. Kelompok terpapar pada penelitian berjumlah 46 orang dari bagian radiologi, radioterapi, dan kardiologi intervensi di sebuah rumah sakit dengan 26 orang sebagai kontrol. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan rerata akumulasi dosis yang bermakna diantara ketiga kelompok pekerja radiasi (p > 0,05). Perhitungan leukosit dan limfosit absolut pada darah pekerja radiasi masih berada dalam rentang normal. Terlihat adanya penurunan jumlah leukosit dan limfosit absolut pada pekerja radiasi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Urutan pekerja radiasi dengan jumlah leukosit dan limfosit terendah hingga tertinggi berturut-turut kadiologi intervensi; radioterapi; radiologi. Adapun rerata jumlah leukosit pada pekerja kardiologi intervensi sebesar 7097 ± 1976/?L dan jumlah limfosit sebesar 2418 ± 275/?L. Namun hasil analisis secara statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan rerata leukosit dan limfosit absolut bermakna diantara ketiga kelompok pekerja radiasi dengan kelompok kontrol (p > 0,05). Paparan kronis radiasi dengan laju dosis radiasi rendah pada periode waktu yang lama dianggap dapat menyebabkan terjadinya mekanisme adaptif pada sistem hemopoiesis. Kurva dosis respon memperlihatkan adanya kecenderungan penurunan jumlah leukosit dan limfosit absolut dengan meningkatnya akumulasi dosis yang diterima pekerja radiasi. Hubungan leukosit dengan akumulasi dosis rendah (<100 mSv) menunjukkan hubungan yang kuat dibandingkan dengan limfosit absolut. Heterogenitas paparan radiasi dan respons individu yang berbeda-beda terhadap radiasi pengion mempengaruhi hal tersebut.