BAB 1 Fachri Muhammad
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Fachri Muhammad
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Fachri Muhammad
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Fachri Muhammad
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Fachri Muhammad
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Fachri Muhammad
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Berdasarkan studi terakhir oleh NACE International, dinyatakan bahwa kerugian
dunia akibat korosi diestimasikan mencapai 2,5 triliun dolar AS. Tak hanya itu,
kegagalan akibat korosi berkontribusi terhadap sekitar 17% kecelakaan perpipaan
yang terjadi di Amerika Serikat mengacu pada Pipeline and Hazardous Materials
Safety Administration (PHMSA). Penggunaan inhibitor merupakan metode
pengendalian korosi yang umum diaplikasikan. Namun, jenis inhibitor yang banyak
digunakan di industri adalah inhibitor sintetis yang memiliki sifat toksik dan tidak
ramah lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan inhibitor yang tidak hanya mampu
melindungi logam dari korosi, tetapi juga ramah lingkungan dan memiliki toksisitas
yang rendah. Penelitian ini dilaksanakan untuk menguji efektivitas water-soluble
chitosan (WSC) yang diekstrak dari limbah kulit udang sebagai inhibitor alami
yang dapat menjadi pengganti inhibitor sintetis. Inhibitor WSC diuji coba pada baja
API 5L X52M dalam larutan H2SO4 0,5 M.
Inhibitor WSC diekstrak dari limbah kulit udang dengan serangkaian proses, yakni
demineralisasi, deproteinisasi, deasetilasi, serta depolimerisasi. Sampel WSC diuji
performanya pada baja dalam lingkungan asam berdasarkan beberapa metode
pengujian, yaitu uji perendaman, uji elektrokimia, dan uji karakterisasi. Pengujian
dilakukan berdasarkan variasi konsentrasi inhibitor, yakni 3, 5, 7, dan 9 g/l, serta
variasi temperatur larutan dengan rentang 25–55°C.
Berdasarkan hasil percobaan, diperoleh nilai efisiensi inhibitor WSC tertinggi
sebesar 73,28% pada konsentrasi inhibitor 9 g/l. Sementara itu, didapatkan data
bahwa model isotermal adsorpsi inhibitor WSC pada baja dalam lingkungan asam
mengikuti model Langmuir dan mekanisme adsorpsinya adalah fisisorpsi. Efek
penambahan inhibitor juga terlihat pada pengujian elektrokimia yang menunjukkan
hasil berupa kenaikan nilai tahanan polarisasi adsorpsi (Rads). Hasil tersebut
menunjukkan bahwa tahanan arus pertukaran elektron antara permukaan logam dan
larutan semakin besar dengan ditambahkannya inhibitor ke dalam larutan asam.
Berdasarkan kurva Nyquist dan Bode, disimpulkan bahwa sirkuit ekuivales Randles
untuk sistem ini adalah Rs-(CPEdl/Rdl/(Lads-Rads))-L1. Selain itu, berdasarkan uji
karakterisasi permukaan dengan metode scanning electron microscope (SEM),
larutan dengan penambahan inhibitor menghasilkan permukaan yang lebih halus
serta ukuran pit yang lebih kecil pada baja.